Batam, KPonline -Ketika kegiatan organisasi kosong, fisik dan mental anggota Garda Metal haruslah seimbang, karenanya menyempatkan diri untuk mengolah raga harus menjadi pilihan utama.
Demikian juga salah satunya anggota Garda Metal Batam Muldi Danda dan Syamsul Huda yang memilih untuk bergabung dengan olahraga beladiri Ju-Jitsu
Mereka memilih bela diri ju-jitsu karena di latih sendiri oleh anggota senior Garda Metal Batam Hendrik Soputan atau panggilan akrapnya Hendrik Kenzo. Di sana ada juga Djefri Rajab dan Afrinande Afrizal yang juga ikut bergabung dalam bela diri Ju-Jitsu.
Mereka sadar akan kebugaran dan hidup sehat juga penting. Beladiri JuJitsu sendiri masuk ke Indonesia pada saat sekitar pergolakan Perang Dunia II, yaitu pada tahun 1942 yang dibawa oleh tentara Jepang bernama Ishikawa.
Saat ini, mungkin masyarakat beladiri di Indonesia sedang ramai membicarakan salah satu cabang beladiri asal Jepang, yakni Jujitsu (bisa dibaca/ditulis juga dengan Jiu-Jitsu, Ju-Jitsu). Mengapa, karena setelah sekian lama, cabang beladiri Jujitsu akhirnya berpeluang besar untuk dipertandingkan di salah satu ajang pesta olahraga terbesar, Asian Games.
Banyak yang belum mengetahui, bahwa beladiri Jujitsu merupakan cikal bakalnya, banyak beladiri Jepang yang dikenal sekarang seperti, Judo, Aikido dan bahkan SAMBO. Sebagai salah satu seni yang keras, tidak heran apabila Jujitsu memiliki keterlambatan dalam hal sosialisasi ke lembaga olahraga dunia, semacam International Olympic Committee (IOC).
Cabang Sport Jujitsu kini dibawah naungan Pengurus Besar Persatuan Jujitsu Seluruh Indonesia (PBJSI), terdaftar resmi keanggotannya di Ju-Jitsu International Federation (JJIF), dan Ju-Jitsu Asian Union (JJAU). Sehingga terbuka peluang yang sangat besar bagi atlet Jujitsu Indonesia untuk bisa berlaga di World Games, Asian Beach Games dan tentunya Asian dan World Jujitsu Championship.
Latihan beladiri menjadi salah satu pilihan yang bisa menghibur dan melepas sejenak penatnya rutinitas di pabrik maupun diorganisasi.(Cucuk Nvd)