Batam, KPonline – Malam mulai turun, hujan sore tadi hanya menyisakan dingin yang merasuk hingga tulang. Sari, ketua PUK Nagano Batam nampak kelelahan setelah seharian sibuk mengurusi beberapa berkas untuk di antar ke disnaker kota Batam.
Beberapa tamu dari instansi pemerintah dan kepolisian nampak hilir mudik dari pagi. Beberapa kali handphonenya juga menjerit dan ia harus menunda pembicaraan serius.
Di ujung telepon suara anak gadisnya menyahut, mengkhawatirkan ibunya.
“ Ibu di sini baik -baik saja, ini kakakmu juga sama ibu” Ucap Janda dua anak ini.
Sang kakak yang sejak sore tadi bersamanya kembali meletakkan kepalanya,tidur di pangkuan Sari.
Perempuan berhijab ini lantas memperbaiki tempat duduknya sambil membicarakan masa depan si bungsu kelak ketika telah tamat sekolah.
“ Saya mau kuliah di Jawa saja buk?” Ucapnya di atas pangkuan Ibunya.
“ Doakan ibu ada rejeki nanti, supaya kamu bisa melanjutkan kuliah di Jawa” Jawab Sari.
“ Jangan khawatir bu, nanti saya juga akan bekerja sambil kuliah” Ibu urus adik saja
Perbincangan ibu dan anak ini terhenti ketika rombongan buruh dari PUK Siix datang malam- malam, mengantar beberapa kotak minuman dan makanan.
Sari segera bergegas untuk menemui mereka untuk sekedar mengucapkan terima kasih dan memberi tahu kondisi dia dan teman teman yang lain.
Di sudut lain, Roitua salah satu buruh yang ikut memberi dukungan, kembali memainkan gitarnya, lengkingan suaranya membuat malam semakin dingin. Sedingin kristal kristal hujan yang sore tadi mengguyur kota Batam
Sudah hampir seminggu buruh Nagano Batam belum menerima gaji, pengusaha Jepang yang bertanggung jawab pada nasib mereka hingga kini juga belum tahu keberadaannya. Listrik perusahaan juga telah di putus oleh pengelola kawasan lantaran sudah tiga bulan lebih menunggak.
Sekretaris Konsulat Cabang (KC) FSPMI kota Batam Andy Saputra mengatakan bahwa kaburnya pengusaha jepang di PT Nagano ini menambah daftar panjang pengusaha pengusaha hitam yang ada di kota Batam. Padahal menurutnya selama ini pengusaha Jepang terkenal sangat mematuhi aturan hukum di Indonesia. Tapi hari ini terbukti bahwa hal tersebut perlu di uji sekali lagi.
Sementara ketua KC FSPMI Batam Alfitoni meminta kepada buruh Nagano untuk mengawasi aset perusahaan, jangan sampai di kuasai oleh pihak lain. Alfitoni juga berharap pemerintah daerah dan kepolisian membantu menyelesaikan permasalahan buruh Nagano ini.
“ Kasihan, mereka sudah bertahun-tahun mengabdi membesarkan perusahaan, tapi kini di campakkan begitu saja” Tutur Alfitoni.
(LS)