Masih tentang May Day

Masih tentang May Day

Bekasi, KPonline – Minggu, bertepatan dengan 1 Mei 2016, adalah hari buruh se dunia atau lebih dikenal dengan May Day. 1 Mei, buruh di Kanada melakukan aksi. Saat itu tahun 1872. Dalam aksinya, buruh Kanada menuntut 8 jam kerja seperti buruh di Amerika Serikat. Saat itu, jam kerja bahkan mencapai 14 jam. Perjuangan mereka berhasil. Delapan jam kerja di Kanada resmi diberlakukan mulai tanggal 01 Mei 1886.

Kontras dengan kesuksesan di Kanada, buruh Amerika Serikat (AS) justru harus mengalami kenyataan pahit ditembaki oleh polisi. Tanggal 1 Mei 1886, bersamaan dengan mulai berlakunya 8 jam kerja di Kanada, sekitar 400 ribu buruh di AS menggelar demonstrasi besar-besaran untuk menuntut pengurangan jam kerja. Aksi ini berlangsung selama empat hari sampat tanggal 4 Mei 1886.

Bacaan Lainnya

Tak disangka, pada hari terakhir itu, 4 Mei 1886, polisi AS menembaki para demonstran buruh itu hingga ratusan orang tewas. Pemimpin buruh itu juga ditangkap dan dihukum mati. Peristiwa ini dikenal dengan tragedi Haymarket karena terjadi di bundaran Lapangan Haymarket.

Bayangkan, ratusan orang mati untuk 8 jam kerja yang kita nikmati sekarang.

Saat ini, di Indonesia, 26 aktifis sedang menjalani proses hukum. Tahun 2013, di Bekasi, buruh yang sedang menuntut kesejahteraan bahkan di bacok kepalanya, perutnya ditusuk dengan senjata tajam, bahkan diseret sepanjang jalan bak seperti babi hutan oleh para preman sewaan para kapitalis hitam.

Dan inilah kenyataan….

Bukan lagi keringat yg dikeluarkan oleh buruh Indonesia. Darah pun sudah dikucurkan oleh kaum buruh, hanya karena menuntut kenaikan upah dan kesejahteraan.

Strategi KLA atau Konsep Lobi Aksi saat ini tidaklah efektif untuk dilakukan oleh para buruh yg sedang menuntut kesejahteraan. Karena itu, strategi lain harus kita gunakan demi kesejahteraan kaum buruh dan rakyat miskin.

Kita memasukkan politik sebagai salah satudari strategi perjuangan. Karena itulah, dalam peringatan May Day 2016, buruh dan elemen lain mendeklarasikan Ormas yang diberi nama Rumah Rakyat Indonesia.

Dengan dideklarasikannya Rumah Rakyat Indonesia, satu tahapan sudah kita lalui. Ini merupakan embrio lahirnya alat politik bagi gerakan rakyat.

Ujung dari komitmen adalah langkah. Semacam cara untuk menunaikan janji, agar deklarasi tak sekedar berhenti pada kata-kata seremoni.

Kritik terpenting bagi gerakan buruh adalah elitis. Tak beranjak dari isu pabrik. Tetapi, setidaknya kemarin, kita menegaskan bahwa itu akan segera menjadi masa lalu. Buruh adalah bagian rakyat. Dan sebagai rakyat, pemilik sah negeri ini, memikul beban sejarah untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan. Indonesia yang memberikan berkeadilan sosial bagi semua.

Salam May Day 2016.

Kontributor: De Purnomo 

Pos terkait