Cirebon, KPonline – Dalam memperingati hari buruh internasional atau May Day 1 Mei 2021, Ratusan anggota FSPMI Cirebon Raya gelar Aksi Unjuk Rasa sebagai hak warga negara dalam perlawanan atas disahkannya Omnibuslaw UU nomor 11 Tahun 2021. Perlawanan terhadap aturan tersebut juga telah dilakukan oleh buruh dengan melakukan Judicial Riview (JR) di Mahkamah Konstitusi sebagai jalan secara konstitusional lainnya dan saat ini telah melalui beberapa tahap atau proses, Sabtu (01/05/2021).
“Menyikapi May Day 1 Mei 2021, kami sebagai kaum buruh akan memperingatinya dengan melakukan aksi untuk meyuarakan aspirasi atau tuntutan kami. Tidaklah elok disaat nasib kaum buruh sedang terkoyak, hancur, lantas kami merayakan dengan suka cita. Kami sebagai kaum buruh akan tetap kritis terhadap aturan yang tidak berpihak kepada kaum buruh/pekerja”, ungkap Machbub selaku Sekretaris KC FSPMI Cirebon Raya.
Sebelum bergerak ratusan massa aksi berkumpul di kantor KC FSPMI Cirebon Raya dan akan mendatangi dua tempat yakni Kantor Bupati Cirebon dan Kantor Walikota Cirebon. Dengan mengikuti standar protokol kesehatan yakni mecuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak massa aksi bergerak ke titik pertama yakni kantor Bupati Cirebon.
Adapun beberapa issu yang diusung buruh pada aksi may day/ hari buruh internasional kali ini adalah
1. Meminta Hak Mahkamah Konstitusi membatalkan UU 11 Tahun 2020 Omnibuslaw Cipta Kerja
2. Berlakukan UMSK Tahun 2021
3. Bayar THR tahun 2021 secara penuh dan tidak dicicil
4. Berikan Hak-Hak Normatif Tenaga Kerja
5. Stop Union Busting/ pemberangusan serikat pekerja.
“Kami berharap pemerintah daerah bisa membuka mata dan hatinya dalam perjuangan kami.
Serta kepada seluruh buruh dan semua elemen masyarakat dapat dan ikut mendukung perjuangan yang kami lakukan atas nama kaum buruh/pekerja Cirebon. Karena Aksi yang kami lakukan saat ini adalah ikhtiar atau perjuangan kami demi menciptakan sistem ketenagakerjaan masa depan yang baik”, tegas Machbub saat memimpin massa aksi.
