Jakarta, KPonline – Rapat Kerja Tim Media KSPI yang diselenggarakan pada 27-28 September 2024 di Favehotel Cililitan, Jakarta, menghadirkan sosok inspiratif, Luviana Ariyanti, Pemimpin Redaksi Konde.co, yang juga dinobatkan sebagai Wartawan Terbaik di Anugerah Dewan Pers 2023. Dalam sesi ini, Luviana memaparkan pandangannya tentang tantangan dan peluang media dalam mengangkat isu-isu perburuhan, khususnya buruh perempuan dan kelompok rentan lainnya.
Luviana menyoroti bagaimana isu buruh, terutama pekerja rumah tangga (PRT), sering kali sulit masuk ke media arus utama. Hal ini dikarenakan banyak media yang dikendalikan oleh pemilik modal yang mengedepankan perspektif pengusaha. Akibatnya, jurnalis sering merasa gamang dalam bersikap, takut berbicara lantang karena khawatir akan menghadapi konsekuensi, seperti pemecatan. Isu-isu perburuhan dianggap sebagai isu kelas yang jarang mendapat tempat dalam pemberitaan, dan teori jurnalistik yang ada dianggap sudah usang dan perlu diperbaharui.
Dalam paparannya, Luviana juga memperkenalkan konsep “The Four Horsemen of the Mediacalypse”, yang menggambarkan tantangan besar yang dihadapi media saat ini. Pertama, marginalisasi kelompok rentan, di mana media cenderung meminggirkan suara perempuan, LGBT, disabilitas, buruh, petani kecil, dan kelompok marginal lainnya. Kedua, media sering kali menjadi “penjilat” mereka yang berkuasa, dan ketiga, maraknya “noisetainment” atau berita hiburan yang lebih menonjolkan drama tanpa memberi informasi bermakna bagi publik. Keempat, hilangnya peran media sebagai gatekeeper, di mana media sosial menjadi sumber informasi utama yang tidak selalu relevan dengan isu-isu publik.
Luviana mengajak peserta rapat untuk menciptakan konten yang berbeda, yang tidak hanya sekadar memenuhi tuntutan pasar, tetapi juga mampu mendorong akuntabilitas kekuasaan, mengangkat suara-suara mereka yang tak terdengar, serta mendorong literasi publik. Media, menurutnya, harus mampu menginspirasi gerakan perubahan dan menjadi jembatan antara informasi dengan aksi nyata.
Pada sesi ini, Luviana menekankan bahwa tidak ada “juru selamat” yang akan datang untuk memperbaiki media. Sebaliknya, para jurnalis dan pegiat media sendiri yang harus berusaha menciptakan ekosistem media yang sehat. Dia mendorong agar tim media KSPI membuat kampanye yang unik dan tidak hanya berbicara dengan jargon. Kampanye harus personal, menyentuh, dan relevan dengan situasi yang dihadapi oleh pekerja dan buruh.
Melalui materi yang disampaikan, Luviana menginspirasi seluruh peserta rapat untuk berpikir di luar kebiasaan, menciptakan narasi baru yang lebih manusiawi dan berdampak. Dia mengingatkan pentingnya media untuk tidak hanya berfokus pada angka-angka dan kebijakan, tetapi juga pada cerita-cerita pribadi pekerja yang selama ini kurang terdengar.
Sesi yang diisi oleh Luviana Ariyanti ini menegaskan bahwa perjuangan melalui media harus terus diperkuat, terutama dalam mengangkat isu-isu buruh dan kelompok rentan yang sering terpinggirkan. Sebagai bagian dari tim media KSPI, para peserta diharapkan mampu membawa perubahan nyata melalui konten yang mereka hasilkan, menginspirasi gerakan buruh untuk terus maju dan menyuarakan hak-hak mereka di tengah tantangan media yang semakin kompleks.