Jakarta, KPonline – Terdengar kabar kurang baik dari Semarang tentang rombongan longmarch FSPMI-KSPI yang dihadang dan tidak diperbolehkan melanjutkan perjalanan ke Jakarta oleh pihak aparat keamanan dari Polda Jawa Tengah. Hingga saat berita ini diturunkan (6/8), seluruh peserta massa aksi longmarch FSPMI pun masih tertahan di kantor sekretariat bersama FSPMI Jawa Tengah.
Patut diduga bahwa penghadangan aksi longmarch yang saat ini di alami oleh FSPMI-KSPI di Jawa Tengah, adalah salah satu bentuk kepanikan pemerintah yang sedang berkuasa saat ini. Gerah dengan isu isu yang mengkritisi kinerja pemerintah selama perjalanan longmarch dari Surabaya, ada pihak yang merasa elektabilitasnya terancam dengan kegiatan aksi ini. Terlebih di akhir aksi di Jakarta pada 10 Agustus 2018 nanti, massa longmarch akan bergabung dengan 20.000 massa aksi lainnya untuk menghantarkan Prabowo Subianto mendaftar sebagai capres 2019.
Namun demikian, kabar penghadangan yang sudah menyebar melalui media online dan media sosial ini tidak menyurutkan sedikitpun semangat buruh di DKI Jakarta untuk melakukan penyambutan dengan meriah di perbatasan serta bergabung dengan massa longmarch menuju KPU.
Sudah menjadi sebuah hal yang biasa bagi buruh buruh DKI jakarta bila dalam setiap aksi layaknya sebuah oposisi mendapatkan banyak tekanan dari penguasa. Bukan tidak mungkin, semakin di tekan semakin besar gelombang perlawanan dari kaum buruh. Apapun aral melintang tak menyurutkan tekat juang kaum buruh, khusunya di Jakarta.
Segala persiapan sudah dilakukan, mulai cetak pamflet isu perjuangan, design banner, koordinasi logistik, persiapan tim inti hingga penempatan anggota saat menyambut peserta longmarch yang akan memasuki Jakarta. Jajaran DPP FSPMI, DPW FSPMI DKI dan PUK SPA pun masih terus melakukan koordinasi pemantapan persiapan aksi longmarch di Jakarta apapun taruhannya. Selama tidak ada peraturan yang dilanggar aksi ini akan jalan terus hingga titik akhir di bundaran HI.
(jim).