Jakarta, KPonline – Seperti diberitakan sebelumnya bahwa aksi buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menentang pelaksanaan pertemuan World Bank – IMF di Bali dilaksanakan dibeberapa tempat pada Jumat 12 Oktober 2018.
Dalam orasi aksi yang dilakukan didepan Kedubes Amerika di Jakarta, Muhamad Rusdi selaku Deputy Presiden KSPI mengkritisi terkait sambutan yang sangat meriah oleh pemerintah Indonesia yang memberikan karpet merah kepada peserta pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia untuk memberikan beban kepada rakyat Indonesia untuk menanggung masalah yang dibuat oleh pemerintah.
“Mengatasnamakan memberikan bantuan dana untuk Indonesia, memang ini salah satu cara IMF dan World Bank yang dimiliki oleh Amerika untuk menghancurkan perekonomian yang ada di Indonesia” pungkas Rusdi
Sebelum massa aksi membubarkan diri, Heriyanto selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPAMK FSPMI) menyampaikan cabut seluruh kebijakan dan aturan perundangan serta hentikan pelaksanaan skema neo liberalisme yakni liberalisasi dan privatisasi dibawah kontrol imperialis Amerika Serikat, turunkan harga kebutuhan bahan pokok, naikan upah buruh, hentikan seluruh bentuk pengekangan kebebasan berpendapat, berserikat dan berkumpul. (Brd)