Bekasi, KPonline – Tradisi ngabuburit di Indonesia biasa dilakukan selama bulan Ramadan. Ngabuburit merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut kegiatan yang dilakukan pada sore hari dalam rangka menunggu waktu berbuka puasa yakni waktu menjelang adzan Magrib.
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda. Dikutip koran perdjoeangan (20/3/2024) dari Kamus Bahasa Sunda yang diterbitkan Lembaga Bahasa dan Sastra Sunda (LBSS), kata ‘ngabuburit’ berasal dari kalimat ‘ngalantung ngadagoan burit’ yang artinya ‘bersantai sambil menunggu waktu sore.
Meski dari bahasa Sunda, ngabuburit atau mengabuburit juga sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Menurut KBBI, ngabuburit atau mengabuburit artinya menunggu azan magrib menjelang berbuka puasa pada waktu bulan Ramadan.
Lebih lanjut didapat informasi bahwa asal usul ngabuburit sudah ada sejak era 80-an. Pada saat itu kata ‘ngabuburit’ saat Ramadan sering digunakan oleh para pemuda di tanah pasundan khususnya kota Bandung. Waktu itu di Bandung sering mengadakan acara musik berjudul ngabuburit.
Acara tersebut sarat akan unsur Islami, baik dari pengisi acaranya atau penonton yang sama-sama menanti waktu berbuka puasa. Karena seringnya para pemuda dan berbagai macam acara mengusung tema dengan nama ngabuburit maka kata tersebut menyebar dan menjadi tren tersendiri.
Seiring perkembangan zaman, ngabuburit pun menjadi tren dan tradisi tersendiri oleh masyarakat Indonesia sampai sekarang. Kegiatan ngabuburit biasa dilakukan pada saat sore hari menanti waktu buka puasa sambil menunggu azan Magrib.
Berikut kegiatan yang biasa dilakukan dalam tradisi ngabuburit di Indonesia diantaranya :
1. Berburu Takjil
Berburu takjil atau hidangan untuk berbuka puasa merupakan salah satu kegiatan yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia dari berbagai daerah saat ngabuburit. Mulai dari berkeliling kota atau lingkungan tempat tinggal untuk membeli takjil hingga berburu takjil gratis.
2. Tradisi Kumbohan
Kumbohan merupakan tradisi unik ngabuburit dengan berburu ikan mabuk atau ikan mangut. Tradisi kumbohan ini biasa dilakukan oleh masyarakat yang berada di bantaran Bengawan Solo melintasi Karanggeneng, Lamongan, Jawa Timur.
3. Balap Perahu Layar Mini
Balap perahu layar mini merupakan salah satu tradisi ngabuburit yang diisi dengan kegiatan lomba balap perahu layar mini. Kegiatan ini biasa dilakukan oleh masyarakat di Pantai Kenjeran, Bulak Cumpat, Surabaya, Jawa Timur.
4. Tradisi Bleguran
Bleguran merupakan salah satu tradisi unik asal Betawi, Jakarta, yang juga biasa dilakukan saat ngabuburit. Mengutip dari situs resmi Dinas Kebudayaan Jakarta, permainan bleguran ini dibuat dengan meniru model meriam kompeni. Bleguran atau disebut juga bleduran dibuat dari bambu petung yang tua dan besar.
5. Kegiatan Panjat Tebing
Salah satu kebiasaan unik oleh masyarakat Madiun, Jawa Timur, dalam mengisi kegiatan ngabuburit adalah panjat tebing. Biasanya setiap sore, orang-orang dari berbagai komunitas melakukan panjat tebing untuk berlatih, sambil mengisi menjelang waktu berbuka puasa.
6. Bermain Meriam Bambu
Dalam rangka mengisi waktu luang selama ngabuburit, masyarakat di Subang, Purwakarta Jawa Barat, biasa anak-anak bermain meriam bambu, anak-anak bermain meriam bambu atau yang mereka sebut ‘gombongan’ sebagai aktivitas rutin setiap bulan Ramadan.
Masih banyak lagi kegiatan atau acara yang dilakukan untuk mengisi tradisi ‘Ngabuburit’ Ramadhan. (Yanto)