Bekasi, KPonline – Dalam salah satu pidatonya, Presiden Soekarno mengatakan, apabila Pancasila diperas jadi Ekasila, maka itu adalah gotong royong. Dari kalimat presiden pertama Republik Indonesia itu, dapat kita simpulkan betapa dahsyatnya pengaruh gotong-royong bagi bangsa Indonesia.
Gotong royong mengandung makna, bekerja bersama-sama. Tolong menolong dan saling membantu. Sesuatu yang indah jika dipraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Hal ini, karena, dalam gotong royong kita bekerja tanpa pamrih. Berbeda dalam hubungan kerja, dimana seseorang bekerja karena dibayar. Dalam gotong royong kita bekerja karena panggilan hati. Ada cinta di dalamnya.
Apa yang dilakukan relawan Obon Tabroni adalah satu contoh yang bisa kita sebut. Di banyak kesempatan, mereka bergotong-royong. Misalnya membersihkan got yang mampet, memperbaiki jalan yang rusak, hingga membantu warga yang kesulitan mendapatkan akses layanan kesehatan.
Menariknya, para relawan dan masyarakat Bekasi juga bergotong royong dalam menyokong dana kampanye pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Bekasi, Obon Obon Tabroni – Bambang Sumaryono. Tidak berlebihan jika kemudian KPUD Bekasi mengumumkan bahwa perolehan dana kampanye pasangan nomor urut 3 ini adalah yang paling besar. Sekali lagi, semua itu didapat dari gotong-royong. Ini sekaligus membantah anggapan banyak orang yang mengatakan bahwa masyarakat cenderung individualis.
Obon Tabroni berhasil memberikan inspirasi dan semangat gotong royong bagi masyarakat Bekasi. Jika ini terus dikembangkan, dibudayakan, niscaya Bekasi akan berkembang menjadi sebuah daerah yang memberikan harapan bagi masyarakat. Masyarakat yang peduli, saling menjaga, dan bersemangat dalam membangun kabupatennya. Sebuah kabupaten yang pemimpin dan rakyatnya tidak ada sekat: bersedia singsingkan lengan baju, bergotong-royong untuk bergerak maju. (*)
Penulis: Anisa