Cimahi, KPonline – Survei KHL dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sesunguhnya pekerja setiap bulannya. Komponen yang disurvei pun meliputi sandang, pangan dan papan. Dari mulai sembako, transportasi hingga kontrakan.
Sesuai tugas yang diberikan kepada tim survei yang berasal dari seluruh PUK SPL FSPMI Kota Cimahi, pada Kamis (14/11) sekitar mulai jam 06.00 wib semua tim bergerak untuk melaksanakan intruksi yang sudah diberikan oleh Pimpinan Cabang SPL FSPMI Kota Cimahi.
Seluruh petugas survei dibagi menjadi tiga tim untuk tiga pasar tradisional yang ada dikota Cimahi yaitu, pasar Antri, pasar Atas dan Pasar Cimindi.
Hasilnya, pengeluaran paling besar buruh yang bekerja di Kota Cimahi digunakan untuk hunian atau kontrakan. Kemudian disusul untuk kebutuhan transportasi dan kebutuhan makan sehari-hari. “Pasti ada kenaikan harga setiap tahunnya untuk kontrakan, sebab kami menghutung harga kontrakan disesuaikan dengan jumlah penghuni per kontrakan sebab berpengaruh kepada kapasitas penggunaaan air bersih dan listrik, ditambah biaya renovasi apalagi sekarang musim hujan yang cenderung rawan kebocoran dan itu menambah cos kami sebagai pengelola kontrakan,” ujar pemilik kontrakan daerah Cibaligo saat ditemui awak media perdjoeangan Bandung Raya.
Fakta dilapangan pun menemukan bahwa harga-harga kebutuhan pokok cenderung tidak stabil, misalnya harga sayur mayur yang pada saat saat tertentu apalagi pasokan ke pasar berkurang harga akan naik drastis.
Data yang dihasilkan oleh tim kemudian dibawa dan seterusnya akan dikaji dan dihitung berapa kebutuhan real pekerja pada saat ini, dan tentunya data tersebut akan di jadikan salah satu dasar perhitungan kenaikan upah tahun 2025 disamping nilai inflasi dan pertembuhan ekonomi. (Zenk)