Para Sesepuh Turun Gunung Di Musnik VII PUK SPL FSPMI PT Parin

Para Sesepuh Turun Gunung Di Musnik VII PUK SPL FSPMI PT Parin

Mojokerto KPonline- Sebuah hal yang begitu istimewa ketika menyaksikan perhelatan Musyawarah Unit Kerja VII PUK SPL FSPMI PT Parin,Sidoarjo yang diselenggarakan pada tanggal 12-13 Januari 2019 di Villa Safina ,Trawas Mojokerto.

Terlihat para sesepuh PUK , diantaranya adalah tokoh kunci berdirinya organisasi tingkat pekerja ada Eko Mujarwanto Dan Dewanto,para mantan ketua PUK lama diantaranya ada Heri Novianto,Wahyu Budi Kristanto,Susilo Ali serta para pelaku sejarah perjuangan di Parin pada waktu itu.

Bacaan Lainnya
Susilo Ali ( mengangkat Tangan )

Ketika para peserta yang juga terdapat anggota baru maka sangat tepat sekali apabila Panitia MUSNIK mengambil tema ” Wujudkan Regenerasi Organisasi yang Kompak ,Kuat dan Hebat Demi Hubungan Industrial yang Harmonis Berkeadilan”.

Sehingga kata Regenerasi menjadi pokok penting didalam agenda tiga tahunan ini.

Didalam Sambutan sambutan Eko Mujarwanto menceritakan bagaimana proses transformasi organisasi dari SPSI LEM menjadi FSPMI dengan segala suka dukanya,dimana saat itu COS hanya sebesar Rp500 pada tahun 1999 padahal harus sering berkoordinasi di Jakarta serta kisah kisah perlawanan yang heroik di perusahaan di Sidoarjo maupun di negara Jepang mengingat pada waktu itu Parin sering mengirimkan karyawan ke Jepang untuk memperjuangkan hak upah yang tidak sesuai dengan harapan.

Dirinya merasa bangga melihat organisasi yang dirintis nya pada 20 tahun yang lalu masih berdiri kokoh hingga saat ini ,satu hal yang menjadi pesannya adalah ” Kita harus membalas setiap “pukulan” yang dilakukan oleh pengusaha nakal meskipun hanya sebatas Cubitan,Buatlah mereka merasa sakit seperti sakit yang kita rasakan dengan begitu mereka akan berfikir ulang ketika ingin memukul kembali”.

tokoh kunci berdirinya PUK PARIN Eko Mujarwanto

Heri Novianto di dalam sambutannya mengisahkan perjuangan di awal mula berdirinya FSPMI ,bagaimana harus berkoordinasi terus padahal saat itu masih belum ada media sosial padahal harus memimpin sebanyak 900 anggota dengan aksi di dalam perusahaan hampir tiap 3 bulan sekali untuk mendapatkan hak hak karyawan.

Dewanto yang saat merupakan Sekretaris PC SPL FSPMI Kab Sidoarjo dan merupakan Tim Paralegal terlihat mengawasi setiap proses Musnik,ketika Rapat Komisi dirinya memberikan arahan arahan tentang bagaimana agar rapat tidak berbelit belit dan dapat menghasilkan rekomendasi dengan cepat,dan Alhasil Rapat Rapat Komisi Orpendik,Komisi Advokasi,Komisi anggaran,dan Komisi Sosial Keagamaan dan Tim Formatur dapat menyelesaikannya dengan waktu yang singkat.

Susilo Ali yang pernah menjabat sebagai Ketua PUK  yang kedua dan Bendahara DPW memberikan dukungan yang penuh untuk menaikan anggaran organisasi dan jalan keluar untuk permasalahan keuangan tentu saja dengan alasan alasan yang logis dan dapat diterima oleh peserta Musnik.

Wahyu Budi Kristanto

Musnik kali ini juga menjadi ajang menyampaikan persoalan persoalan yang dihadapi oleh para perwakilan tiap bagian ,salah satu hal yang menjadi isu hangat adalah tentang penggunaan TNI untuk keamanan perusahaan ,menurut salah seorang peserta memaparkan bahwa ” ini tidak boleh diteruskan, sebagai rakyat yang membayar pajak dimana pajak itu salah satunya adalah untuk menggaji para TNI tentunya tidak rela jika para TNI yang masih aktif tersebut hanya menjadi tim keamanan tingkat pabrik sehingga secara kasat mata dapat dilihat jika dia hanya makan gaji buta dari negara”.

Dalam penyampaian rekomendasi juga muncul sebuah kalimat baru dari peserta,Siswoyo yang bisa dijadikan pegangan yakni ” Militan bukan hanya berarti siap dan aktif mengikuti aksi aksi,akan tetapi dengan melaporkan permasalahan yang sedang dihadapi di perusahaan kepada pengurus PUK tanpa risau akan segala hal adalah juga bentuk Militansi”.

Diusianya yang ke 18 tahun ini ternyata masih tampak kesolidan diantara pengurus dan anggota,bahkan beberapa persoalan di internal pun bisa terselesaikan saat itu juga.

Selain program kerja pada Agenda ini juga menetapkan Susunan pengurus hasil rapat tim Formatur diantaranya
Ketua : Khoirul Anam.
Wakil Ketua 1 : Suhadi.
Wakil Ketua 2 : Suyatno.
Wakil Ketua 3 : Samsudin.
Wakil Ketua 4 : Didik P.
Wakil Ketua 5 : Agung Yuwono.
Wakil Ketua 6 : Achmad Anurib.
Sekretaris 1 : Narwoko.
Sekretaris 2 : Wahyu Swasono.
Sekretaris 3 : Wahyu Budi Kristianto.
Sekretaris 4 : Siswoyo.
Sekretaris 5 : Daryono.
Sekretaris 6 : Muntoha.
Bendahara 1 : Cukup Wijoko.
Bendahara 2 : Sutrisno

Biro :
1. Dodik Dwi.
2. Rohman .
3. Eko Prasetyo Utomo.
4. Saiful Bachri.
5. Rivai
6. Sugiantono.
7. Dwi P.
8. Wandoyo.
9. Khoirul Anam.

Susunan tersebut diatas adalah susunan dengan komposisi lebih banyak memunculkan kader kader muda,dengan ini konsen untuk melakukan regenerasi organisasi sudah terlihat dan semoga bisa melanjutkan estafet perjuangan Karyawan PT Parin khususnya dan buruh Indonesia pada umumnya.(Khoirul Anam)

Pos terkait