Bekasi, KPonline – Kongres Ke IV Partai Buruh tanggal 4-5 Oktober 2021 di Jakarta berjalan lancar. Walaupun sangat terjal perjalanan menghidupkan partai buruh kembali.
Menurut penelusuran Media Perdjoeangan (5/10) Partai Buruh tercatat 3 kali mengikuti pemilu yaitu pada pemilu tahun 1999 dengan nama Partai Buruh Nasional, pemilu tahun 2004 dengan nama Partai Buruh Sosial Demokrat dan pemilu tahun 2009 dengan nama Partai Buruh.
Kini dalam kongres ke IV Partai Buruh yang di gelar di Jakarta 4-5/10/2021, merupakan pondasi awal rumah besar bagi buruh Indonesia kembali dideklarasikan dan Presiden KSPI, Said Iqbal terpilih sebagai presiden Partai Buruh periode 2021-2026.
Menurut Said Iqbal ada sebelas elemen buruh turut bergabung mendeklarasikan kembali Partai Buruh. Mereka ialah pengurus Partai Buruh yang lama, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI), Serikat Petani Indonesia (SPI).
“Partai buruh terbuka untuk semua masyarakat buruh perkantoran, buruh tani, nelayan, guru honorer dan elemen masyarakat lainnya yang mempunyai tujuan dan semangat yang sama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Lebih lanjut Iqbal menegaskan, Partai buruh adalah rumah besarnya buruh Indonesia, cukup sudah buruh dan rakyat Indonesia menderita saatnya buruh berkuasa agar rakyat sejahtera.
Sementara itu, menurut sekretaris KC FSPMI Bekasi Sarino, S.H., M.H. mengatakan buruh sendiri menilai lahirnya kembali partai buruh diharapkan dapat memperbaiki kondisi buruh yang saat ini sedang gencar-gencarnya melawan omnibuslaw Cipta Kerja.
“Lahirnya partai buruh adalah momentum kebangkitan kaum buruh untuk melawan kedzaliman penguasa melalui parlemen. Puluhan tahun kaum buruh di marjinalkan oleh produk-produk hukum yang di sahkan oleh DPR dan pemerintah,” ungkap Sarino.
Sarino menambahkan dengan lahirnya partai buruh maka tersedia wadah bagi kaum buruh untuk melakukan perlawanan melalui parlemen sehingga diharapkan produk-produk hukum yang lahir nanti adalah produk hukum yang berpihak kepada kaum buruh dan rakyat Indonesia.
Penulis : Yanto
Foto : Ocha