Bogor, KPonline – Dari jaman dahulu, Nusantara sebagai negara kepulauan dikenal sebagai negara maritim yang dikenal dan disegani.
Selain memiliki pelaut-pelaut yang tangguh juga mempunyai kapal-kapal yang hebat yang mampu mengarungi samudera serta menjelajah antar benua.
Kesemua itu didukung oleh teknologi perkapalan yang maju dan besar yang juga menampung para pekerja yang ahli dan diakui di berbagai negara.
Berdasarkan itu, dalam Rapat Kerja Nasional Serikat Pekerja Perkapalan Jasa Maritim (SPPJM) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) memprioritaskan mengembangkan sayap organisasinya.
“Industri perkapalan dan jasa maritim, tersebar di seluruh Indonesia. Tidak hanya terfokus di pelabuhan namun juga jasa-jasa maritim di bidang kelautan dan jasa lainnya”. ujar M. Jamsari Ketua Umum SPPJM.
Dari data SPPJM FSPMI, pelabuhan dan jasa maritim termasuk pariwisata dan industri kelautan tersebar dari mulai Aceh, Riau, Kalimantan Utara, Batam, Surabaya dan berbagai daerah lainnya.
“Sebagai negara kepulauan dan maritim, potensi pengembangan organisasi sangat besar. Banyak para pekerja di sektor ini yang tidak terlindungi dan mendapatkan haknya. Untuk itulah, SPPJM akan hadir dan mengembangkan sayapnya”, Kata Sekretaris Umum SPPJM Kahar S.
Senada dengan itu, Jaini bidang IV SPPJM, menyampaikan, bahwa potensi SPPJM sangat luas, seperti pengembangan kemasan ikan kaleng, pekerja-pekerja peti kemas, Anak Buah Kapal (ABK) dan sebagainya. Inilah yang akan di kembangkan oleh SPPJM, baik organisasi di tingkat Wilayah DPW maupun lainnya.
SPPJM menggelar Rakernas untuk pertama kalinya ini dilaksanakan di Green Forest Bogor 20 Desember, dengan menghadirkan 15 peserta perwakilan dari seluruh Indonesia yang mengambil tema “Bergerak Sinergi Raih Kemenangan Wujudkan Negara Sejahtera”.