Jakarta, KPonline – Tidak mudah untuk menentukan mana karya yang layak untuk menjadi nominasi. Setiap peserta mengirimkan naskah dengan gaya penulisan yang berbeda. Ada yang bermain dengan cerita, tuturan. Ada yang mencoba bermain dengan opini atau konsep.
Satu hal yang menarik, hampir semua bercerita tentang pengalamannya terlibat dalam gerakan. Sehingga terasa dekat sekali. Ada emosi di situ. Bedanya, ada yang menceritakannya lebih dalam, menguliti sisi-sisi yang menyetuh hati dan emosi. Tapi ada juga yang biasa-biasa saja. Datar dan tidak banyak memberikan warna.
Tetapi apapun itu, sebuah cerita, terutama adalah kisah perjuangan, selalu memberikan banyak pelajaran. Ia akan menjadi inspirasi yang tak pernah kering, dan karenanya penting untuk diabadikan.
Ini bukan tulisan akademik yang berisi teori. Bukan, ini bukan sebuah konsep yang jauh di langit sana. Ini adalah pengalaman nyata. Dan karena ia nyata, maka siapa saja bisa melakukannya. Untuk itulah tulisan ini ada. Menjadi semacam penanda, bahwa kita pernah ada. Ikut berjuang untuk mewujudkan perubahan.
Sementara persoalan penulisan yang baik dan benar, tidak mengikuti aturan ejaan yang disempurnakan, tidak memperhatikan konstruksi kalimat yang benar, dan tidak menaruh perhatian pada logika dan rasa bahasa, tidak dipersoalkan oleh juri. Sebab keberanian untuk menyampaikan kisah perjuangannya, merupakan sesuatu yang berharga.
Sedangkan untuk fotografi, elemen dasar dari penilaian juri adalah unsur 5 W + 1 H. Sebagaimana tulisan, dengan unsur ini, setiap orang yang melihat foto akan tahu pesan yang hendak disampaikan.
Berikut adalah keputusan para juri yang terdiri dari :
Juri Lomba Menulis: M. Herveen (Sekretaris Media Pedjoeangan FSPMI); M. Maskur (Redaktur Eksekutif Koran Perdjoeangan); dan Firman Ramadhani (Ketua Divisi Penulisan Media Perdjoeangan).
Juri Lomba Fotografi: Iwan Budi Santoso (Koordinator Media Perdjoeangan FSPMI); Kiki Hermansyah (Ketua Divisi Fotografi Media Perdjoeangan); dan Khoirul Anam (Ketua Divisi Design Grafis Media Perdjoeangan).
Maka dengan ini diputuskan :
NOMINASI KARYA TULIS
Sebagaimana yang kami sampaikan di atas, sulit untuk menentukan siapa yang masuk menjadi nominasi juara. Kualitasnya hampir sama. Oleh karena itu, dari yang seharusnya 3, khusus untuk nominasi karya tulis kami memilih 4 nominator. Mereka adalah:
Hujan dan Buruh Kontrak – karya Suhari Ete dari PUK SPEE FSPMI PT Primo Microphones Indonesia (Batam, Kepulauan Riau)
Cerita yang mendebarkan. Penuh air mata dan menguras emosi. Tentang perjuangan buruh kontrak yang berserikat, menuntut haknya, ter-PHK, tetapi mereka tetap melawan. Kisah seperti ini sebenarnya ada dimana-mana. Tetapi sayang tidak banyak yang mengabadikannya dalam bentuk cerita. Tulisan ini, mewakili emosi kita atas apa yang terjadi terhadap buruh kontrak.
Mereka Memanggiku Gerwani – karya Tuti Yulistiawati dari PUK SPAMK FSPMI Musashi Auto Parts Indonesia (Bekasi, Jawa Barat)
Karya yang ditulis oleh buruh perempuan ini menarik. Dalam judul, berani menggunakan kata yang oleh sebagian orang tabu diucapkan, gerwani. Lihatkah bagaimana dia bercerita. “Saya adalah buruh perempuan biasa, tiada yang istimewa, tidak banyak yang bisa dicontoh dari eksistensi saya sebagai buruh perempuan kebanyakan. Saya sudah berkeluarga. Setiap hari rutinitasnya adalah bekerja. Bekerja adalah bagian dari sikap yang saya ambil untuk ikut berkontribusi dalam rumah tangga kami secara finansial. Diluar dari apakah suami saya berlebih atau kurang dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga kami.”
Berjuang Dalam Kesendirian – karya Ampi Fatkhudin dari PUK SPAMK FSPMI PT KUI (Bekasi, Jawa Barat)
Kisahnya ini bermula dari beberapa tahun silam. Menuliskan setiap penggalan sejarah, hal-hal terpenting dan menentukan. Bagaimana awal masuk kerja, tutup tol, rasa nyaris putus asa, dan kegelisahan hatinya. Alurnya melompat-lompat, seperti slide film yang membuka ingatan kita akan kisah-kisah yang telah silam.
Malam di Seberang Istana – karya Agus Sulistyo PUK SPEE FSPMI PT. Toyoplas Manufacturing Indonesia (Bekasi, Jawa Barat)
Agus Sulistyo adalah saksi hidup peristiwa 30 Oktober 2015. Satu kisah yang kemudian menyeret 26 aktitivis menjadi tersangka, kemudian disidangkan di PN Jakarta Pusat. Dia menuliskan pengalamannya malam itu dengan sangat baik. Kita diajak merasakan resah dan gelisahnya.
NOMINASI KARYA FOTOGRAFI
Mogok Nasional – karya Hari Yunita Sari, dari PUK SPAMK FSMI PT. JAI (Pasuruan, Jawa Timur)
Teknik pengambilan foto yang sangat baik. Tentang subtansi dari apa yang menjadi tuntutan dalam “Mogok Nasional” terlihat di depan, pada spanduk yang membentang. Sedangkan massa aksi di wakili dengan pengambilan gambar yang ada di kaca spion/candid. Melihat foto ini kita bisa tahu, apa tuntutannya, bagaimana aksinya.
“Suara Tuhan Suara Rakyat” – karya Dede Agus Cahyanto dari PUK SPAMK FSPMI PT Asmo Indonesia (Bekasi, Jawa Barat).
Foto ini sangat berwarna dan bertenaga. Terlihat massa membawa banner beragam tuntutan, diambil dari sudut yang tepat. Wajah-wajah ceria yang mampu menularkan energi perlawanan kepada kita.
Mendengarkan Orasi Pemimpin – karya Edy Purnomo dari PUK SPAMK FSPMI PT Musashi Auto Parts Indonesia (Bekasi, Jawa Barat).
Dalam foto ini, terlihat ribuan massa mengitari mokom dan diliput oleh Statsiun TV Swasta yang terlihat di pojok sana. Panji-panji organisasi berkibar tertiup angin. Terlihat eksotis dan hidup.
Congratulations to all the winners! You did a great job!
Untuk kawan-kawan yang belum berhasil menjadi pemenang dalam kompetisi ini, jangan putus asa. Mari kita berlatih lebih giat lagi agar karya kita menjadi lebih baik lagi.
Tentu saja, semua karya yang masuk nominasi sudah pasti menjadi Juara 1, 2, atau 3. Khusus untuk karya tulis, ada dua orang yang menjadi juara 3. Kami akan mengumumkannya bersamaan dengan HUT FSPMI pada awal Februari 2017 dalam sebuah acara khusus. Seperti layaknya Anugerah Karya untuk para bintang, kami sedang mengupayakan agar seluruh peserta yang karyanya masuk dalam nominasi bisa dihadirkan ke Jakarta.
Sementara itu, dalam kurun waktu satu bulan ini, kami akan menerbitkan naskah yang kami nilai layak untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Berikut naskah yang kami anggap layak tersebut, diluar dari yang masuk dalam nominasi :
(1) Jeritan Untuk Sang Pemimpin – karya Iva Gita Adistya dari PUK SPEE FSPMI PT. Yamaha Music Manufacturing (Bekasi, Jawa Barat)
(2) Momentum Perjuangan Terbesar di Awal Tahun – karya Zakaria Putra dari PUK SPAMK FSPMI PT. Musashi Auto Parts Indonesia (Bekasi, Jawa Barat)
(3) Bermartabat Karena Serikat – karya SRI AYUWINENGSIH dari PUK SPEE FSPMI PT TS Transformer, Serang – Banten.
(4) Perempuan Berbandana Merah – Suhari Ete dari PUK SPEE FSPMI (Batam, Kepulauan Riau)
(5) PHK Bukan Akhir dari Segalanya – karya maruli rizki hasibuan dari PUK SPEE FSPMI PT Sumber Energi Sumatera (Sumatera Utara)
(6) Mendirikan Serikat di Transformer – karya Muhamad Enoh dari PUK SPEE FSPMI PT TS Transformer, Serang – Banten.
Keputusan ini mengikat dan tidak dapat diganggu gugat. (*)