Pengurus Bidang Litbang FSPMI Keluhkan Drop Tegangan Listrik PLN : Nasi Jadi Basi

Pengurus Bidang Litbang FSPMI Keluhkan Drop Tegangan Listrik PLN : Nasi Jadi Basi

Bekasi, KPonline – Kasus drop tegangan atau tegangan drop atau spaneng bisa menjadi masalah bagi masyarakat. Salah satu kerugian yang ditimbulkan akibat tegangan drop adalah kerusakan pada peralatan rumah tangga yang menggunakan tenaga listrik.

Pengurus Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektrik Elektronik (SPEE) FSPMI, Edy Zaldi mengeluhkan kualitas tegangan listrik yang dialami oleh mertuanya di wilayah Bekasi Barat. Hal ini diketahui berawal nasi yang berada di penanak nasi listrik atau rice cooker menjadi basi serta nyala lampu yang redup pada malam hari.

“Nasi yang di rice cooker jadi basi. Tapi dicoba di tempat (rumah) lain gak basi,” keluh Edy.

Setelah dilakukan pengecekan oleh rekannya sesama pengurus SPEE FSPMI yang mengerti kelistrikan ternyata tegangan listrik yang ada mengalami drop tegangan mencapai 183 Volt pada Ahad (28/07) malam pukul 18.36 WIB. Kemudian rekan Edy berinisatif menghubungi PLN melalui aplikasi PLN Mobile.

Setelah lebih dari 2 jam menunggu ternyata petugas tidak kunjung datang. Pukul 21.00 baru ada informasi permohonan maaf dari command centre permohonan maaf melalui pesan Whats App. Namun dari petugas tersebut tidak bisa menjelaskan kenapa status di aplikasi PLN Mobile berubah menjadi ‘padam meluas’.

Dirasa sudah lama menunggu dan terlanjur malam sehingga tidak berharap lagi petugas PLN datang karena kondisi penghuni rumah yang sudah tua beserta anaknya yang tidak sehat. Perbaikan pun urung dikerjakan dan dijanjikan akan dilakukan besok paginya.

Senin sore rupanya harus membuat laporan kembali melalui PLN Mobile sekitar pukul 16.36 WIB dan petugas sampai pukul 17.21 WIB. Setelah usaha perbaikan dilakukan, tegangan listrik sudah berubah naik menjadi 206 Volt namun cahaya lampu masih kadang redup dan dijanjikan besok datang kembali untuk mengganti kabel dari tiang.

Ternyata tidak cukup 2 hari sejak awal membuat laporan, sesuai janjinya hari Selasa pagi petugas PLN kembali melakukan perbaikan dengan mambawa kabel SR untuk disambungkan langsung ke rumah dari tiang. Barulah kemudian tegangan berubah menjadi 215 Volt.

Seharusnya PLN sudah bisa mengantisipasi drop tegangan berdasarkan catatan beban pada trafo. Jangan sampai menunggu laporan dari masyarakat yang tidak mengerti masalah listrik apalagi sampai mengalami kerusakan pada perangkat rumah yang menggunakan listrik.

“Seandainya kalau jadi program konversi gas ke kompor listrik, jangan-jangan masakan masyarakat tidak ada yang bakal mateng,” canda rekan Edy disertai kekhawatiran kebakaran karena di lokasi adalah pemukiman padat dengan jalan gang yang sempit. (Deddy Chandra)