Pentingnya Keterlibatan Serikat Buruh dalam Perencanaan Future of Work

Di era yang diwarnai perubahan teknologi, globalisasi, dan pergeseran ekonomi, serikat pekerja harus ikut memperhatikan future of work. Perubahan ini tidak hanya memengaruhi cara kita bekerja, tetapi juga hak-hak pekerja yang telah diperjuangkan selama puluhan tahun. Sebagai garda terdepan dalam melindungi hak-hak pekerja, serikat pekerja memiliki peran yang sangat penting untuk ikut serta dalam diskusi dan perencanaan terkait future of work.

Setidaknya, inilah yang saya sampaikan ketika saya diminta menjadi fasilitator terkait future of work yang diselenggarakan IndustriALL Indonesian Council di Jakarta pada tanggal 21-22 Agustus 2024 yang lalu. Keterlibatan serikat dalam perencanaan future of work penting untuk memastikan bahwa perubahan teknologi tidak mengorbankan hak-hak pekerja. Teknologi seperti otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), dan digitalisasi memiliki potensi untuk menggantikan pekerjaan manusia.

Tanpa partisipasi aktif serikat, ada risiko besar bahwa pekerja akan kehilangan pekerjaan atau harus bekerja dalam kondisi yang tidak layak. Serikat harus memastikan bahwa pekerja yang terdampak oleh perubahan ini mendapatkan pelatihan ulang (reskilling) dan perlindungan yang memadai. Selain itu, mereka perlu memperjuangkan bahwa setiap perubahan yang diimplementasikan harus memperhatikan kesejahteraan pekerja.

Selain itu, keterlibatan serikat dalam future of work juga penting untuk mempertahankan standar kerja yang layak. Dalam era yang semakin fleksibel, kontrak kerja sering kali menjadi lebih tidak pasti, dengan munculnya pekerjaan gig dan kontrak sementara. Tanpa serikat buruh yang kuat, pekerja dapat kehilangan hak-hak dasar seperti upah yang layak, perlindungan sosial, dan jaminan kerja. Oleh karena itu, serikat buruh harus terlibat dalam perumusan kebijakan yang memastikan bahwa fleksibilitas dalam pekerjaan tidak mengorbankan standar kerja yang telah ada. Misalnya, serikat buruh dapat mendorong pengaturan kerja yang adil dan inklusif dalam kebijakan ketenagakerjaan, yang memastikan bahwa semua pekerja, termasuk mereka yang berada dalam pekerjaan gig, mendapatkan hak-hak yang setara.

Keterlibatan serikat buruh dalam perencanaan future of work sangat penting untuk memastikan bahwa suara pekerja didengar dalam pengambilan keputusan. Dalam proses perencanaan, sering kali suara pekerja terpinggirkan, terutama ketika keputusan diambil oleh pihak-pihak yang lebih mementingkan efisiensi dan keuntungan. Serikat buruh harus menjadi jembatan yang menghubungkan pekerja dengan pembuat kebijakan, memastikan bahwa kebutuhan dan kepentingan pekerja diperhitungkan dalam setiap keputusan yang diambil. Ini tidak hanya penting untuk melindungi hak-hak pekerja, tetapi juga untuk menciptakan tempat kerja yang lebih adil dan berkelanjutan.

Serikat buruh juga perlu terlibat dalam diskusi future of work untuk mengantisipasi dampak dari perubahan lingkungan kerja terhadap kesehatan dan keselamatan pekerja. Misalnya, dengan berkembangnya pekerjaan jarak jauh (remote working), muncul tantangan baru terkait stres, isolasi, dan kesehatan mental. Serikat buruh harus memperjuangkan pengaturan yang mendukung kesehatan mental dan fisik pekerja dalam konteks kerja yang baru ini, termasuk akses ke layanan kesehatan yang memadai dan penegakan standar keselamatan yang tetap relevan dalam lingkungan kerja yang berubah.

Keterlibatan serikat pekerja dalam future of work juga merupakan kesempatan untuk memperluas hak-hak pekerja. Dalam banyak kasus, perubahan teknologi dapat menciptakan peluang baru untuk memperbaiki kondisi kerja, seperti pengurangan jam kerja tanpa mengurangi upah, atau penerapan teknologi yang meningkatkan keselamatan kerja. Namun, ini hanya bisa terjadi jika serikat buruh terlibat aktif dalam perencanaan dan diskusi, memastikan bahwa perubahan ini benar-benar menguntungkan pekerja