Penurunan Jumlah Anggota Menjadi Tantangan Organisasi Serikat Pekerja

Penurunan Jumlah Anggota Menjadi Tantangan Organisasi Serikat Pekerja

Bekasi, KPonline – Organisasi pada era digital dihadapkan pada sejumlah tantangan yang dinamis seiring dengan perkembangan masyarakat, teknologi, dan ekonomi. Salah satu tantangan utama adalah adaptasi terhadap perubahan cepat dan ketidakpastian yang menjadi ciri khas era kontemporer.

Faktor-faktor seperti kemajuan teknologi, globalisasi, dan perubahan pola konsumen memaksa organisasi untuk terus berinovasi dan bertransformasi.

Tantangan etika juga muncul seiring dengan penggunaan teknologi baru. Organisasi perlu mempertimbangkan dampak sosial dan moral dari keputusan teknologi, serta memastikan keberlanjutan yang bertanggung jawab.

Dinamika timbul dari perubahan dalam pola kerja dan budaya organisasi. Organisasi juga perlu menciptakan lingkungan yang mendorong inovasi digital, memotivasi anggota untuk terus belajar, dan mengembangkan keterampilan yang relevan.

Gerakan buruh saat ini menghadapi beberapa tantangan, antara lain penurunan keanggotaan serikat pekerja, globalisasi, dan fokus pengusaha dalam mempertahankan status non-serikat buruh.

Seperti disebutkan dalam pembukaan bagian ini, Amerika Serikat mengalami penurunan keanggotaan serikat pekerja secara terus-menerus sejak tahun 1950-an. Pada tahun 1950-an, 36 persen dari seluruh pekerja tergabung dalam serikat pekerja, dibandingkan dengan 10 persen saat ini.

Beberapa penelitian meyakini perubahan ini bersifat budaya. Penelitiannya mengatakan penurunan tersebut disebabkan oleh pekerja yang lebih memilih individualisme dibandingkan kolektivisme. 

Penelitian lain mengatakan menurunnya serikat pekerja adalah akibat dari globalisasi dan fakta bahwa banyak pekerjaan yang dulunya merupakan serikat pekerja di bidang manufaktur kini telah berpindah ke luar negeri.

Sementara di Indonesia terdapat alasan lain mengarah pada manajemen dan keengganan mereka untuk bekerja sama dengan serikat pekerja telah menyebabkan penurunan jumlah anggota.

Ada pula yang berpendapat bahwa serikat pekerja mengalami kemunduran karena mereka sendiri. “Korupsi di masa lalu, publisitas negatif, dan taktik garis keras telah menjadikan bergabung dengan serikat pekerja kurang menguntungkan”

Untuk memahami serikat pekerja secara menyeluruh, penting untuk mengenali aspek global dari serikat pekerja. Statistik dalam skala dunia menunjukkan serikat pekerja di semua negara menurun namun masih sehat di beberapa negara.

Misalnya, di delapan dari dua puluh tujuh negara anggota Uni Eropa, lebih dari separuh penduduk pekerja merupakan bagian dari serikat pekerja. Faktanya, di negara-negara dengan populasi terbesar, tingkat serikat pekerja masih tiga kali lipat dibandingkan Amerika Serikat. 

Italia memiliki tingkat serikat pekerja sebesar 30 persen dari seluruh pekerja, sementara Inggris memiliki 29 persen, dan Jerman memiliki tingkat serikat pekerja sebesar 27 persen.

Kemudahan regulasi di Indonesia tentang pembentukan serikat pekerja belum bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh serikat pekerja atau pekerja. Berdasarkan data BPS mencatat, proporsi buruh yang tergabung dalam serikat pekerja atau union density rate (UDR) di Indonesia sebesar 11,76% pada 2022. Persentase tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar 12,04%.

Sementara data lain mengatakan justru jumlah Federasi mengalami peningkatan sebesar 11,81 persen dari 144 federasi pada Juni 2019 menjadi 161 federasi pada Juni 2020 dan Konfederasi bertambah 1 konfederasi dari 15 konfederasi pada Juni 2019 menjadi 16 konfederasi pada Juni 2020.

Tim organizer DPP FSPMI merilis data anggota mengalami penurunan setiap tahunnya, maka perlu untuk lebih giat dalam melakukan rekruitmen anggota. Jika hal itu tidak dilakukan secepatnya penurunan anggota pasti akan terus terjadi pasalnya 40% usia anggota sudah memasuki masa pensiun.

Selain itu kemudahan dalam membentuk serikat pekerja bukan berdampak pada penambahan jumlah anggota justru memperbanyak jumlah federasi maupun konfederasi saja.

Ditulis oleh Yanto (Bidang Organisasi PC SPL FSPMI Kab/Kota Bekasi)