Penyebab Perusahaan Tutup: Bukan Demo – Bukan Upah

Penyebab Perusahaan Tutup: Bukan Demo – Bukan Upah
Aksi gerakan Buruh Indonesia melakukan penolakan PP 78 di Mahkamah Agung.

IMG_20151222_102759

Jakarta, KPonline – Ramai di media, Toshiba dan Panasonic tutup. Apa sebabnya? Beberapa orang latah mengatakan, gaji buruh disana sudah terlalu tinggi sehingga perusahaan tidak kuat lagi. Kebetulan, kedua perusahaan itu juga anggota FSPMI-KSPI, yang kemudian penutupan perusahaan dikaitkan karena seringnya aksi.

Bacaan Lainnya

Benarkah demikian? Chairman Panasonic Gobel Group, Rachmat Gobel, tidak menampik ada PHK di Panasonic. Tetapi itu dilakukan karena perusahaan tengah melakukan rasionalisasi, bukan upah yang tinggi.

Secara tegas, Rachmat Gobel mengatakan alasan penutupan pabrik adalah karena produk Panasonic kalah bersaing dengan produk impor China.

Saat ini Panasonic mempunyai sejumlah pabrik dengan berbagai macam produk. Antara lain pabrik alat rumah tangga, produk energi seperti baterai, produk alat kesehatan, produk alat kelistrikan seperti lampu, bohlam, dan lighting feature, serta pabrik komponen yang berlokasi di Batam, Kepulauan Riau.

“Pabrik lighting yang ada bohlam lampu, tadinya ada tiga di Indonesia, yaitu Panasonic, Philips dan Osram. Nah setahu saya sekarang mereka sudah tidak ada, satu-satunya tinggal Panasonic,” kata Rachmat Gobel.

Menurut Rachmat, sesuai dengan perkembangan zaman, produk lampu bohlam mulai digantikan dengan produk lampu light emitting diode (LED), maka Panasonic memutuskan untuk mengalihkan produksinya ke lampu LED. Tiga pabrik lampu Panasonic yang ada yaitu di Cikarang, Cileungsi dan Pasuruan akan dilebur menjadi dua pabrik yang bakal memproduksi lampu LED.

“Kita lakukan rasionalisasi dan restrukturisasi dan dua pabrik dijadikan satu menjadikan pabrik yang punya teknologi dan added value (nilai tambah). Karena trennya teknologinya mulai ke LED, kita mulai masuk ke sana,” kata dia.

Rachmat mengungkapkan, rencananya Panasonic akan menutup pabrik lampu yang ada di Cikarang, Jawa Barat. Sedangkan yang akan dipertahankan yaitu pabrik yang berlokasi di Pasuruan dan Cileungsi.

* * *
Bagaimana dengan Toshiba? Manager HRD PT Toshiba Consumer Products Indonesia, Uis Al-Qarni membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan soal pengurangan tenaga kerja ini sebenarnya sudah diumumkan sejak akhir tahun lalu.

Uis mengatakan pabrik televisi dan mesin cuci akan tetap ada. Lantaran, pabrik tersebut akan diakuisisi oleh perusahaan asal Hongkong, Skywards. Sehingga kepemilikannya akan beralih dari Toshiba ke Skywards. Menurut Uis, tidak semua pekerja akan diberhentikan.

“Ini sahamnya diakuisisi oleh perusahaan lain Skywards. Pengurangan tenaga kerja hanya sebentar, mungkin akan ditambah lagi oleh Skywards karena mereka akan ada lagi produk baru yang akan diproduksi di sini,” kata dia.

Jadi bukan demo buruh, bukan upah tinggi, yang menyebabkan perusahaan tutup. Bahkan sekelas Ford juga tidak sanggup melanjutkan usahanya di Indonesia. Sektor pebankan terpukul, banyak karyawannya yang di PHK. Jelas, mereka bukanlah sektor industri yang buruh-buruhnya gemar turun ke jalan. (*)

Pos terkait