Peran Penting Program Makan Bergizi Gratis untuk Ibu dan Anak

Peran Penting Program Makan Bergizi Gratis untuk Ibu dan Anak
Masyarakat Gizi Ibu dan Anak (MGIA) menggelar konferensi pers di Jakarta, Jum`at (16/8).

Jakarta, KPonline – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang baru-baru ini diumumkan oleh pemerintah Indonesia merupakan langkah maju yang layak diapresiasi dalam upaya meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak usia sekolah dan ibu hamil. Program ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi domestik.

Indonesia sebenarnya tertinggal dalam penerapan program makan gratis di sekolah dibandingkan negara-negara berpenduduk besar lainnya. Sebagai perbandingan, negara-negara BRIC (Brasil, Rusia, India, China) telah lama menerapkan program ini. Bahkan, di seluruh dunia, terdapat 118 negara yang telah mengadopsi program serupa, dengan 53 negara di antaranya yang telah menggratiskan program ini. Indonesia diproyeksikan akan menjadi negara ke-54 yang menggratiskan makan bergizi di sekolah.

Berdasarkan tren global, cakupan penerima program di berbagai negara hanya berkisar antara 40-60 persen dari siswa yang terdaftar. Jika target pemerintah Indonesia adalah 45 juta pelajar, maka diperkirakan sekitar 20 juta anak yang akan tercover oleh program ini.

Program MBG tidak hanya memberikan manfaat langsung kepada anak-anak, tetapi juga memacu pertumbuhan ekonomi domestik. Menurut perhitungan World Food Program (WFP), setiap pemberian makan kepada 100 ribu anak dapat menciptakan 1.377 lapangan kerja. Jika program ini berhasil menjangkau 20 juta anak, maka akan ada tambahan sekitar 275 ribu lapangan kerja yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,5-0,6 persen.

Selain itu, program ini akan menyerap banyak tenaga kerja perempuan dan menciptakan pasar baru bagi produk sektor pertanian dan perikanan. Pemberdayaan sektor ini sangat penting, terutama dalam memastikan bahwa program MBG sepenuhnya memanfaatkan produksi petani lokal.

Keberhasilan program ini tidak bisa dilepaskan dari koordinasi yang baik antara berbagai kementerian terkait. Di negara-negara lain, program semacam ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Kesejahteraan, dengan dukungan pengawasan dari NGO dan institusi akademik. Di Indonesia, tambahan peran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mungkin diperlukan untuk mendukung program ini.

Komitmen Masyarakat Gizi Ibu dan Anak

Sebagai komunitas lintas profesi yang peduli terhadap penyelenggaraan gizi di Indonesia, Masyarakat Gizi Ibu dan Anak (MGIA) mengambil langkah proaktif untuk mendukung dan mengawasi pelaksanaan program MBG. Beberapa inisiatif yang akan dilakukan MGIA meliputi:

1. Menggalang dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia untuk mengawasi program makan bergizi gratis dari kementerian/dinas terkait hingga ke level sekolah pelaksana.
2. Mengawal proses pembentukan payung hukum untuk program MBG, dengan mengusulkan pembentukan undang-undang Makan Bergizi di Sekolah.
3. Mendesak perhatian lebih dari Pemerintah kepada penerapan program ini bagi masyarakat yang hidup di wilayah pedalaman, seperti suku Sakai, suku Anak Dalam, dan suku Dayak.
4. Mendorong asosiasi profesi yang terkait dengan gizi untuk terlibat aktif dalam pelaksanaan program ini.
5. Memastikan penggunaan produksi petani lokal dalam penyediaan bahan makanan untuk program MBG di masa mendatang.

Dengan langkah-langkah ini, MGIA berharap dapat memastikan bahwa program Makan Bergizi Gratis benar-benar mencapai tujuannya untuk meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia dan memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.