Tuban, KPonline – Perjalanan yang dinanti-nantikan akhirnya tiba. Kami, jamaah umroh dari Kabupaten Tuban, memulai perjalanan suci ini bersama Ashfa Travel, dengan pendampingan langsung dari Yayasan Insan Kamil Tuban, biro perjalanan yang sudah terpercaya dalam memberangkatkan jamaah ke Tanah Suci.
Titik Awal: Tuban – Bandara Soekarno-Hatta
Pada hari Senin, 31 Maret 2025, pukul 21:00 WIB, seluruh rombongan berkumpul di titik keberangkatan, tepatnya di Toko Oleh-Oleh Jama’ah Umroh dan Haji di Jl. Bogorejo, Merakurak, Tuban. Dengan pakaian seragam batik yang rapi dan hati yang penuh harap, kami menaiki bus menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta.
Meskipun perjalanan darat memakan waktu cukup panjang, suasana tetap terasa menyenangkan karena seluruh jamaah penuh semangat, saling mengenal, dan saling menyemangati. Ibu Endang Sulastri, selaku Tour Leader, membimbing kami dengan arahan, doa-doa, dan informasi penting seputar umroh. Sesampainya di bandara, proses check-in dan imigrasi berjalan lancar berkat bantuan tim pendamping Ashfa Travel yang sangat sigap dan profesional.
Transit: Soekarno-Hatta – Doha
Dengan menggunakan maskapai Qatar Airways, kami menempuh perjalanan udara sekitar 8 jam menuju Doha, Qatar. Di dalam pesawat, sebagian besar jamaah beristirahat, membaca do’a dan dzikir, sambil menjaga ke khusyukan perjalanan ibadah ini. Setelah tiba di Bandara Internasional Hamad Doha, kami transit sekitar 45 menit sebelum melanjutkan penerbangan ke Jeddah.
Mendekati Tanah Suci: Doha – Jeddah
Penerbangan berikutnya membawa kami ke Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, gerbang utama menuju Tanah Suci. Hati kami semakin haru dan penuh syukur, menyadari bahwa tak lama lagi kami akan menginjakkan kaki di tanah yang dirindukan: Madinah Al-Munawarah.
Tiba di Madinah
Perjalanan darat dari Jeddah ke Madinah ditempuh dalam waktu sekitar 5–6 jam. Setibanya di Madinah, kami disambut dengan hidangan makan siang, kemudian langsung menuju hotel untuk check-in. Tak menunggu lama, siang harinya kami berangkat ke Masjid Nabawi untuk melaksanakan sholat Dzuhur berjamaah.
Ziarah dan Wisata Religi di Madinah
Hari-hari berikutnya diisi dengan kegiatan spiritual yang sangat menyentuh hati, di antaranya:
Ziarah ke Makam Rasulullah SAW dan Raudhah
Kunjungan ke tempat-tempat bersejarah seperti:
– Masjid Quba
– Kebun Kurma
– Jabal Uhud
– Jabal Magnet
– Saqifah Bani Sa’idah
– Masjid Ali bin Abi Thalib
– Masjid Ghamamah
– Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq
Hari ke-9: Perpisahan yang Mengharukan
Pada hari ke-9 (10 April 2025), kami menutup perjalanan di Madinah dengan berpamitan ke makam Rasulullah SAW. Suasana hati campur aduk, antara haru, syukur, dan harapan agar suatu saat nanti kami bisa kembali mengunjungi kota yang penuh cahaya ini.
Madinah – Makkah
Setelah sembilan hari penuh berkah di Madinah Al-Munawarah, tiba saatnya kami melanjutkan perjalanan menuju kota suci Makkah. Hati kami berat meninggalkan Masjid Nabawi, namun rindu sudah memuncak untuk bertemu dengan Ka’bah, kiblat seluruh umat Islam di dunia.
Madinah – Makkah: Miqat di Bir Ali
Rombongan kami berangkat dari Madinah setelah sholat Dzuhur. Dalam perjalanan menuju Makkah, kami singgah di Miqat Bir Ali untuk mengambil niat umroh (ihram). Di tempat ini, para jamaah dibimbing oleh Muthowif, Achmad Rifaie Toyyib Arlidi, untuk membaca niat umroh dan melaksanakan sholat sunnah ihram. Suasana hening dan penuh kekhusyukan.
Dengan berpakaian ihram, kami melanjutkan perjalanan darat yang memakan waktu sekitar 6 jam. Selama di perjalanan, jamaah memperbanyak dzikir, membaca talbiyah: ”Labbaik allahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syariikalak”. Gema talbiyah itu menggema dalam bus, menggetarkan hati setiap jamaah.
Tiba di Makkah: Tawaf dan Sa’i
Sesampainya di Makkah pada malam hari, kami langsung menuju hotel untuk beristirahat sejenak dan mempersiapkan diri melaksanakan rangkaian ibadah umroh.
Sebelum check in , Kami berpamitan dengan ustadz Achmad Rifaie Toyyib Arlidi, yang Selama 9 hari menemani kami di Madinah, mulai dari City Tour hingga menemani kami ngobrol santai di pelataran Hotel Masa Al Masi, Madinah. “Sampai jumpa, ustadz, kami tunggu kedatangannya di Tuban.”
di Makkah, kami di pandu Muthowif baru Abdul Khodir dari Ashfa Travel.
Malam itu juga, kami bersama-sama menuju Masjidil Haram. Langkah kaki terasa ringan, air mata pun menetes tak terbendung saat pertama kali melihat Ka’bah,rumah Allah yang menjadi tujuan setiap do’a dan harapan.
Ibadah umroh dimulai dengan tawaf mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh putaran, dilanjutkan dengan shalat sunnah di belakang Maqam Ibrahim, lalu minum air zam-zam, dan melakukan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah. Ibadah ditutup dengan tahallul, sebagai simbol selesainya rangkaian umroh.
Hari-Hari di Makkah
Selama di Makkah, selain memperbanyak ibadah di Masjidil Haram, kami juga mengikuti program ziarah ke beberapa tempat bersejarah, seperti:
– Museum Al Amoudi
– Masjid Hudaibiyah (Tempat Miqat)
– Jabal Tsur/Gua Tsur
– Gua Hirah
– Jabal Rahmah
– Musdalifah
– Mina
– Masjid Ji’ranah (Tempat Miqat)
• Museum Al Amoudi dan Masjid Hubaidyah adalah dua situs penting yang memiliki nilai sejarah dan budaya, terutama di wilayah Arab Saudi.
Museum Al Amoudi berada di wilayah Al Qunfudhah, Arab Saudi. Museum ini merupakan museum pribadi yang didirikan oleh keluarga Al Amoudi, salah satu keluarga tua dan berpengaruh di wilayah tersebut. Koleksi di museum ini mencakup berbagai peninggalan sejarah, artefak tradisional, senjata kuno, pakaian adat, serta peralatan kehidupan sehari-hari masyarakat Hijaz zaman dahulu.
Museum ini bertujuan untuk melestarikan warisan budaya lokal dan memberikan edukasi kepada generasi muda tentang sejarah nenek moyang mereka. Museum Al Amoudi juga kerap menjadi destinasi wisata edukatif, terutama bagi pelajar dan peneliti sejarah Arab.
• Masjid Hubaidyah, Masjid ini terletak di daerah Al-Hudaibiyah, sebelah barat kota Makkah. Lokasi ini sangat bersejarah dalam Islam karena menjadi tempat berlangsungnya Perjanjian Hudaibiyah antara Nabi Muhammad SAW dan kaum Quraisy pada tahun 6 Hijriah. Perjanjian ini merupakan momen penting dalam sejarah Islam karena menjadi titik balik dalam hubungan antara umat Islam dan kaum Quraisy, yang kemudian membuka jalan bagi Fathu Makkah (Pembebasan Makkah).
Masjid Hudaibiyah dibangun untuk menandai lokasi penting tersebut. Meskipun bangunan masjidnya tidak besar, tempat ini sangat sering dikunjungi oleh jama’ah umrah atau haji sebagai bagian dari ziarah sejarah Islam.
• Jabal Tsur dan Gua Hira adalah dua lokasi berbeda yang masing-masing memiliki peran penting dalam sejarah Islam.
Jabal Tsur : Jabal Tsur adalah sebuah gunung yang terletak di selatan kota Mekah. Di gunung ini terdapat Gua Tsur, yang menjadi tempat persembunyian Rasulullah SAW bersama sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq, saat hijrah dari Mekah ke Madinah. Dalam gua tersebut, mereka bersembunyi untuk menghindari kejaran kaum Quraisy.
Rasulullah SAW menghindari kejaran kaum Quraisy terjadi saat peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah. Ini salah satu momen paling menegangkan dan penuh strategi dalam sejarah Islam.
Ketika kaum Quraisy mengetahui rencana hijrah Rasulullah, mereka menyusun rencana untuk membunuh beliau. Mereka mengutus beberapa pemuda dari berbagai kabilah untuk mengepung rumah Nabi SAW pada malam hari. Namun, atas perintah Allah, Nabi SAW meminta Ali bin Abi Thalib tidur di tempat tidurnya, sementara beliau diam-diam keluar rumah.
Rasulullah kemudian bersembunyi di Gua Tsur bersama sahabat setianya, Abu Bakar Ash-Shiddiq. Mereka tinggal di gua itu selama tiga hari. Abu Bakar membawa bekal, sementara anaknya Asma’ binti Abu Bakar mengantarkan makanan secara sembunyi-sembunyi. Bahkan, seekor burung merpati dan sarang laba-laba ditemukan di depan gua, yang membuat para pengejar Quraisy mengira gua itu kosong dan tak mungkin ada orang di dalamnya.
Setelah situasi aman, Rasulullah dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan ke Madinah dengan melewati rute yang tidak biasa agar tidak terlacak. Mereka akhirnya tiba di Madinah dengan selamat, dan hijrah ini menjadi awal terbentuknya masyarakat Islam yang kuat di sana.
• Gua Hira: Sedangkan Gua Hira terletak di Jabal Nur, gunung yang berada di sebelah timur laut kota Mekah. Di sinilah Rasulullah SAW sering Qolwah (menyendiri). Di gua inilah wahyu pertama diturunkan oleh Allah SWT melalui malaikat Jibril. Jadi, meskipun keduanya penting, perannya berbeda:
Jabal Tsur: tempat persembunyian saat hijrah.
Gua Hira: tempat menerima wahyu
Kembali ke Tanah Air
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah umroh, hati kami terasa lebih tenang, bersih, dan penuh syukur. Kami pun kembali ke Jeddah untuk penerbangan pulang ke tanah air.
Perjalanan yang Mengubah Hati, Umroh ini bukan sekadar perjalanan fisik tapi juga perjalanan batin yang menggugah jiwa. Setiap langkah adalah do’a, setiap tempat adalah pelajaran. Terima kasih kepada Ashfa Travel dan Yayasan Insan Kamil Tuban atas pelayanan luar biasa yang penuh kehangatan dan profesionalisme.
Semoga Allah SWT menerima umroh kami, menjadikannya mabrur, dan membuka pintu untuk kembali ke Tanah Suci. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
Pesan dan kesan para jama’ah Umroh Ashfa Travel:
“Perjalanan ini sangat berkesan. Pelayanan sangat baik, pembimbing sabar, dan suasana rombongan begitu hangat. Terima kasih, Ashfa Travel dan Insan Kamil Tuban” ( Imam Mujaidin )
“Alhamdulillah, ini adalah umroh pertama saya. Semuanya berjalan lancar. Saya tidak akan pernah melupakan momen thawaf pertama saya.” ( Ismiani)