Bekasi, KPonline – Sebuah mobil komando sangat dibutuhkan dalam setiap aksi perjuangan buruh. Bahkan bisa dikatakan, aksi tanpa mobil komando ibarat sayur tanpa garam. Rasanya akan hambar.
Pasca terbakarnya mobil komando (mokom) FSPMI Bekasi saat aksi menolak RUU Omnibuslaw Cipta Kerja beberapa bulan yang lalu, kini KC FSPMI berencana pembelian mobil komando yang baru. Hal ini diputuskan dalam rapat pengurus KC FSPMI Bekasi yang dihadiri oleh para ketua dan sekretaris PC SPA FSPMI Bekasi.
Saat dihubungi tim media Perdjoeangan pada Rabu (9/12/2020), Ketua KC FSPMI Bekasi Sukamto membenarkan terkait rencana pembelian mobil komando baru ini. Pria yang biasa dipanggil pak Dhe ini menjelaskan terkait nominal atau biaya pembelian mokom dan sound sistem ditaksir sekitar Rp. 400 jutaan dan akan digalang swadaya dari anggota FSPMI Bekasi melalui pimpinan cabangnya masing-masing.
Saat ditanya apakah bisa terkumpul dana sebesar itu?
Ia menjawab saat ini sudah hampir Rp 200 jutaan terkumpul dan ia yakin akan terkumpul lebih dari Rp.400 juta, keyakinan itu bukan tanpa alasan, ia meyakini karena solidaritas dan kesadaran anggota FSPMI sangat tinggi, terlebih mokom (Mobil Komando) adalah simbul perjuangan bagi buruh yang melawan.
Ia menambahkan, bayangkan gedung KC FSPMI Bekasi saat ini, dibangun dari swadaya anggota FSPMI Bekasi yang biayanya diatas Rp. 2 milyar saja bisa, tak ada sepersen pun kita ngemis terhadap pengusaha maupun pemerintah saat itu.
“Itulah hebatnya solidaritas buruh FSPMI. Atas dasar itulah saat ini kami merencanakan membeli mobil komando “Mokom” termasuk sound sistemnya,” pungkas Sukamto. (Yanto)