Perjuangan Maulana & Aqila: Mengatasi Tumor Mulut dengan Bantuan Jamkeswatch

Perjuangan Maulana & Aqila: Mengatasi Tumor Mulut dengan Bantuan Jamkeswatch

Surabaya,KPonline – Rabu,5 Juni 2024 – Di tengah hiruk-pikuk kota Surabaya, Maulana, seorang warga asli Banyuwangi, mengisahkan perjuangan hidupnya yang penuh haru dan keteguhan hati demi kesembuhan putrinya, Aqila Azahra, yang divonis menderita tumor mulut. Bersama tim Jamkeswatch Jawa Timur, Maulana menceritakan kepada awak media perdjoeangan Jawa Timur, babak baru dalam hidupnya, sarat dengan pengorbanan dan harapan.

Aqila, yang kini berusia 10 bulan, lahir dengan berat badan hanya 2,4 kg. Kegembiraan kelahirannya segera berubah menjadi kekhawatiran besar ketika dokter mendiagnosis adanya tumor di mulut Aqila. Dengan segera, pihak RSU Dr. Sutomo di Surabaya menegaskan bahwa Aqila memerlukan operasi segera.

Bacaan Lainnya

Namun, operasi baru bisa dilakukan setelah berat badan Aqila mencapai 5 kg.Maulana, yang sehari-harinya bekerja serabutan dan sering kali menjual pentol cilok untuk memenuhi kebutuhan keluarga, harus berjuang lebih keras. “Kita disuruh fokus untuk menaikkan berat badan Aqila dengan susu khusus. Susu itu harganya Rp320.000 setiap 3 hari. Meski beban finansial sangat berat, kami tetap berusaha,” ungkap Maulana dengan mata berkaca-kaca.

Maulana (tengah memakai kaos putih) menceritakan kisahnya di depan RS Dr Soetomo Surabaya bersama Tim Jamkeswatch.

Setelah berbulan-bulan berjuang dan akhirnya berhasil menaikkan berat badan Aqila hingga 5 kg, tantangan baru muncul. Alat operasi yang dibutuhkan di rumah sakit belum tersedia. Rasa putus asa mulai menghantui Maulana, hingga suatu hari, seorang pasien lain mengenalkan dia kepada Jamkeswatch, sebuah organisasi yang membantu pasien tanpa pamrih.

Pertemuan dengan Sidiq Murdianto dari Jamkeswatch menjadi titik balik bagi keluarga Maulana. “Kami dari Jamkeswatch Surabaya mengawal sangat intensif kasus Aqila. Kami mengirim audiensi ke pihak RSU Dr. Sutomo dan terus berkomunikasi dengan dokter bedah plastik yang menangani Aqila,” kata Sidiq.

Tim Jamkeswatch juga membantu mengurus kehidupan sehari-hari keluarga Maulana selama di Surabaya, mengingat mereka tidak memiliki sanak saudara di kota ini.

Kisah perjuangan ini dimulai sejak kelahiran Aqila pada Juli 2023. Setelah kelahirannya, Aqila dirujuk ke RSUD Banyuwangi dan didiagnosis dengan tumor mulut. Dia harus masuk ICU selama satu minggu dengan bantuan sonde untuk makan.

Saat usianya baru 10 hari, Aqila dirujuk ke RSU Dr. Sutomo, Surabaya, untuk pemeriksaan lebih lanjut dan opname selama satu minggu di ICU. Namun, setelah dipulangkan, keluarga hanya disarankan untuk kontrol rawat jalan tanpa kepastian tentang perawatan selanjutnya.

Berkat upaya dan pendampingan relawan Jamkeswatch serta dukungan berbagai pihak, Aqila berhasil menjalani operasi pertamanya pada hari Senin, 3 Juni 2024. Tindakan operasi ini dilakukan dalam beberapa tahap mengingat usianya yang masih sangat muda. “Harapan kami adalah agar Aqila bisa sembuh total dan menjalani hidup yang normal seperti anak-anak lainnya,” ujar Maulana dengan penuh harapan.

Kisah perjuangan Maulana dan keluarganya mencerminkan banyak keluarga lainnya yang berjuang mendapatkan perawatan kesehatan yang layak. Mereka membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk meringankan beban yang mereka pikul. Di balik setiap tantangan, ada harapan dan kebersamaan yang dapat mengubah nasib, sebagaimana yang dialami oleh Maulana dan Aqila.

(Abd Muis – Kontributor Surabaya)