Wonogiri, KPonline – Wabah penyakit mulut dan kuku atau PMK merebak lagi sejak akhir 2024 dan semakin meluas pada awal 2025 di wilayah Kabupaten Wonogiri. Sebaran wabah PMK kali ini bahkan disebut-sebut lebih ganas dibandingkan pada 2022 lalu.
Berdasarkan data yang dihimpun Koran Perdjoeangan, Selasa (14/1/2025), dari laman resmi Dinas Pertanian Wonogiri, pada 2022 tercatat ada 942 kasus PMK yang dilaporkan.
Angka itu menurun pada 2023 dengan 110 kasus. Kemudian pada 2024 sebanyak 310 kasus. Perlu diketahui ratusan ternak yang terjangkit PMK pada 2024 itu terjadi pada pekan-pekan terakhir tahun tersebut.
Sejak tanggal 1-14 Januari 2025 tercatat ada lebih 696 kasus PMK dengan jumlah kematian 87 ekor ternak. Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Wonogiri, Baroto Eko Pujanto, menyampaikan penutupan pasar hewan ini merupakan kebijakan Bupati Wonogiri Joko Sutopo dengan mempertimbangkan aspek kesehatan dan keselamatan hewan ternak, terutama sapi dan kambing.
Penutupan pasar ini untuk memutus rantai penyebaran PMK pada hewan lainnya yang masih sehat. “Pasar Hewan di Wonogiri itu mayoritas atau 60% hewan yang dijualbelikan dari luar daerah. Makanya perlu penutupan sementara untuk meminimalisasi pergerakan ternak dan penyebaran virus,” ungkap dia.
Sementara petani semakin cemas dengan kondisi ini hampir setiap hari ada saja hewan ternak yang mati. “Kami hanya pasrah karena jika divaksin takut malah tertular PMK, kami jual pun harganya jatuh akhirnya kami hanya berusaha dengan cara tradisional yaitu menyemprot kandang dengan rebusan daun sirih dicampur blimbing wuluh dan memberi perapian di dekat kandang,” kata Darmanto, salah satu petani. (Yanto)