Bogor, KPonline – “Bukan itu Bang, maksud gua. Kawan-kawan yang lain juga pernah ngomong kayak gitu.” Pembelaan Dono atas rumor yang beredar diantara kawan-kawan di pabrik dia bekerja.
“Gua cuma mau mereka berpikir positif aja sih. Soal rezeki biar Tuhan yang ngatur,” lanjutnya.
Itulah sepenggal kalimat yang disampaikan Dono, disela-sela pelaksanaan kegiatan Pelatihan Dasar Garda Metal 9 Bogor Raya. Suasana pegunungan dan cuaca yang lumayan dingin. Kami mengusir gigil dengan menghisap asap tembakau dan meneguk kopi hitam lebih banyak. Memang tidak ada hubungannya antara tembakau dan kopi dengan cuaca dingin, tapi setidaknya 2 hal tersebut menjadikan pembicaraan kami lebih hangat.
Efisiensi atau pengurangan jumlah tenaga kerja didalam sebuah perusahaan sekarang-sekarang ini marak terjadi. Alasannya, untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan. Ibarat kapal kelebihan muatan, solusinya adalah dengan melemparkan sebagian ke laut.
Bahkan sering kali pihak perusahaan memberikan alasan yang tidak masuk akal. Selain alasan efisiensi, ada satu hal lagi yang bisa memutuskan hubungan kerja antara buruh dan perusahaan: pensiun dini.
Pensiun dini seringkali menjadi alternatif pengusaha dalam mengakomodir keinginan buruh dan keinginan pengusaha. Dalam perspektif buruh, pensiun dini bisa menjadi solusi terbaik dalam menentukan pilihan, untuk tetap bekerja atau menyudahi hubungan kerja tersebut. Dan hal inilah yang sedang dilakukan dan dirasakan oleh Dono. Anggota Garda Metal Bogor Raya ini sudah memutuskan untuk pensiun dini.
Dono memutuskan untuk mengajukan pensiun dini ditempat dia bekerja. Sebuah perusahaan yang memproduksi lantai keramik dan granite kualitas tinggi. Hal ini sudah sejak lama ingin dilakukan, akan tetapi karena berbagai pertimbangan, hal tersebut ia urungkan. Dan di 2017 ini, Dono mengutarakan kembali keinginannya untuk pensiun dini kepada kawan-kawan pengurus PUK dimana ia bernaung.
“Ya gitu deh, Bang. Mereka (pengurus PUK) nggak ngijinin gua. Malah kita sampe nangis bareng-bareng. Intinya mah mereka kagak mau ane keluar dari pabrik. Soalnya kita mah udah kayak sodara, Bang.” Sambil tertawa terkekeh-kekeh meskipun ada setitik air mata yang bergelayut disudut bola matanya.
“Awalnya sih bini (istri) gua mah kagak ngasih Bang. Ya tau sendiri kan, Bang. Bini tuh urusan rumah tangga kudu lancar. Dia ada sedikit rasa ketakutan, gimana nanti kalo gua udah nggak kerja lagi.” Suara Dono mulai parau ketika membicarakan keluarga, dapur dan masa depan anak-anaknya.
“Tapi alhamdulillah Bang, sekarang mah bini udah ngerti. Kenapa gua mau berhenti bekerja, dan apa yang bakal gua lakuin kalo udah nggak kerja jadi buruh pabrik lagi,” lanjut Dono sambil menghirup asap tembakau dan meneguk kopi hitamnya.
Pria eksentrik dengan gaya rambut Mohawk Punk-Rock ini bercita-cita ingin membuka usaha sendiri. “Dagang es kelapa muda Bang nanti” singkat saja jawabannya.
“Di sekitar perumahan tempat gua tinggal emang baru 200 rumah yang ada. Tapi kalo nanti gua dagang dipinggir jalan perumahan, kan banyak orang-orang yang lewat tuh Bang,” dengan semangat Dono menceritakan keinginan dan cita-citanya.
Di atas mobil komando, di atas aspal jalanan Bogor, Ayah beranak 1 ini selalu hadir dalam setiap aksi-aksi buruh. Bahkan aksi-aksi nasional hingga aksi daerah, Dono selalu hadir.
“Udah bosen aja kali ya Bang kerja di pabrik. Lagian juga urusan rezeki kan Tuhan yang ngatur. Mau di pabrik kek, mao dipinggir jalan kek, kalo emang udah rezekinya mah nggak bakalan kemana-mana.”
Mengenai kegiatannya nanti di organisasi, di mengatakan. “Ya lebih gampang atuh Bang. Kan gua jadi nggak perlu dispensasi lagi,” sambil tertawa lebar menikmati suasana hawa sejuk Cilember dan hangatnya kopi hitam.
Pembicaraan kami terhenti, karena seluruh panitia Pelatihan Dasar Garda Metal sudah akan memulai persiapan kegiatan. Dan seandainya nanti Dono sudah tidak menjadi seorang buruh lagi, ia berkomitmen untuk terus selalu berada didalam garis perjuangan Kaum buruh. Dono lahir dan besar didalam pergerakan dan perjuangan Kaum Buruh, sehingga sulit bagi dirinya untuk meninggalkan garis perjuangan dan semangat perjuangan kaum buruh.
Bagaimana dengan kamu?