Jakarta, KPonline – Lebaran 1446 H tinggal hitungan hari. Lonjakan kendaraan meninggalkan Jabodetabek belum menunjukan peningkatan yang signifikan sampai hari Senin, 24 Maret 2025.
Dikutip dari berbagai sumber, diprediksi jumlah pemudik idul fitri 2025 diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini mengalami penurunan 24 persen dibandingkan tahun lalu, yang mencapai 193,6 juta pemudik.
Penurunan jumlah pemudik akan berimbas pada perputaran uang selama libur Idul fitri 2025 yang diprediksi mencapai Rp137,97 triliun, lebih rendah dibandingkan periode lebaran tahun lalu yang mencapai Rp157,3 triliun.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang menyebutkan, penurunan perputaran uang tersebut seiring dengan berkurangnya jumlah pemudik tahun ini.
“Jika tahun lalu asumsi perputaran uang selama Idulfitri 2024 mencapai Rp157,3 triliun, maka asumsi perputaran uang libur Idulfitri 2025 diprediksi mencapai Rp137,97 triliun,” kata Sarman dalam keterangannya Jumat, 21 Maret 2025.
Prediksi tersebut dihitung dari jumlah pemudik tahun ini yang mencapai 146,48 juta orang atau setara dengan 36,26 juta keluarga, dengan asumsi setiap keluarga, terdiri dari empat orang.
Jika rata-rata setiap keluarga membawa uang sebesar Rp3,75 juta-naik 10 persen dari tahun lalu-maka potensi perputaran uang diprediksi sebesar Rp137,97 triliun.
Namun, jumlah ini masih berpotensi meningkat karena angka rata-rata yang digunakan tergolong minimal dan moderat.
Jika rata-rata dana yang dibawa per keluarga naik menjadi Rp4 juta, maka perputaran uang bisa mencapai Rp145,04 triliun. Dengan demikian, potensi perputaran uang diperkirakan berada di kisaran Rp137 triliun-Rp145 triliun.
Lebih lanjut Sarman menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan perputaran uang lebaran tahun ini, di antaranya :
1. Jarak libur Nataru dan Idul Fitri yang sangat berdekatan, sehingga yang sempat berlibur selama Nataru tidak lagi merencanakan liburan atau pulang kampung saat libur Idulfitri.
2. Dengan kondisi ekonomi saat ini masyarakat cenderung menghemat (saving), mengingat dalam beberapa bulan ke depan akan memasuki tahun ajaran baru yang memerlukan biaya masuk sekolah.
3. Maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
4. Penurunan daya beli masyarakat serta faktor cuaca juga memengaruhi niat masyarakat untuk pulang kampung.
“Bank Indonesia telah mempersiapkan uang layak edar (ULE) sebesar Rp180,9 triliun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada periode Ramadan dan Idul fitri 2025, namun diprediksi uang layak edar tersebut tidak akan terserap sepenuhnya,” pungkasnya. (Dikutip dari berbagai sumber)