Potensi Pengembangan Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim di Jawa Timur

Potensi Pengembangan Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim di Jawa Timur
Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

Ketika DPP FSPMI mengadakan konsolidasi di Jawa Timur pada tanggal 24-25 Agustus 2024, saya ikut hadir mewakili Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim (SPPJM). Dari Jakarta, saya naik kereta, usai menghadiri konferensi pers Partai Buruh yang diselenggarakan di Hotel Proklamasi, Jakarta, Jum`at (23/8).

Sejauh ini, SPPJM memiliki Pimpinan Cabang dengan beberapa unit kerja di Jawa Timur.  Sebagai provinsi dengan letak geografis yang strategis dan potensi maritim yang melimpah, Jawa Timur memainkan peran penting dalam sektor maritim Indonesia. Pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Perak di Surabaya, serta pelabuhan-pelabuhan lainnya di Gresik, Banyuwangi, dan Probolinggo, menjadikan provinsi ini sebagai pusat industri perkapalan dan jasa maritim yang signifikan.

Industri perkapalan dan jasa maritim di Jawa Timur mencakup berbagai sektor, mulai dari pembuatan kapal, perawatan dan perbaikan kapal, transportasi laut, hingga layanan logistik maritim. Selain itu, sektor-sektor lain seperti awak kapal (ABK), nelayan, buruh bongkar muat pelabuhan, serta pariwisata berbasis maritim juga memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian maritim provinsi ini.

Pekerja di sektor ini menghadapi tantangan yang beragam, mulai dari kondisi kerja yang menantang hingga ketidakpastian kesejahteraan. Oleh karena itu, peran serikat pekerja sangat krusial dalam memastikan hak-hak mereka terlindungi, termasuk upah yang layak, keselamatan kerja, dan perlindungan sosial.

Keberadaan serikat pekerja, seperti SPPJM, menjadi solusi penting untuk mengatasi tantangan yang dihadapi para pekerja maritim di Jawa Timur. Tidak hanya pekerja di galangan kapal dan jasa maritim yang dapat bergabung, tetapi juga awak kapal, nelayan, buruh bongkar muat pelabuhan, dan pekerja di sektor pariwisata berbasis maritim dapat menjadi anggota serikat ini. Dengan bergabungnya berbagai kelompok pekerja maritim, SPPJM dapat memperkuat posisinya sebagai perwakilan utama pekerja dalam memperjuangkan hak-hak mereka.

Saya paham, pengembangan serikat pekerja di sektor maritim Jawa Timur menghadapi berbagai tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman dari para pekerja mengenai pentingnya keberadaan serikat pekerja. Banyak pekerja yang masih belum menyadari bahwa serikat pekerja dapat menjadi wadah untuk memperjuangkan hak-hak mereka secara kolektif dan efektif. Oleh karena itu, diperlukan edukasi yang intensif kepada para pekerja agar mereka memahami manfaat bergabung dengan serikat pekerja.

Selain itu, kondisi kerja yang tersebar di berbagai lokasi, baik di darat maupun di laut, menyulitkan koordinasi dan komunikasi antara anggota serikat. Pekerja di sektor maritim sering kali berpindah-pindah lokasi kerja, yang membuat upaya untuk memperkuat solidaritas antarpekerja menjadi lebih kompleks. Oleh karena itu, serikat pekerja perlu mengembangkan strategi yang fleksibel dan inovatif untuk memastikan semua anggota tetap terhubung dan terorganisir dengan baik.

Persaingan global juga menjadi faktor yang memengaruhi kondisi kerja di sektor maritim. Tekanan untuk meningkatkan efisiensi dan menekan biaya sering kali berdampak negatif pada kesejahteraan pekerja. Dalam konteks ini, serikat pekerja seperti SPPJM harus berperan sebagai pelindung hak-hak pekerja, memastikan bahwa upaya peningkatan daya saing industri tidak mengorbankan kesejahteraan tenaga kerja.

Kahar S. Cahyono, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Perkapalan dan Jasa Maritim (SPPJM)