Jakarta – Kebijakan potongan biaya layanan oleh Gojek kembali menjadi sorotan publik. Dalam sebuah bukti transaksi yang beredar, seorang driver hanya menerima Rp12.000 dari total biaya perjalanan sebesar Rp17.500. Sisanya, sebesar Rp5.500, dipotong untuk biaya layanan Gojek, asuransi paket, dan biaya aplikasi.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Biaya layanan Gojek: Rp1.000
Asuransi paket: Rp2.000
Biaya jasa aplikasi: Rp2.500
Total potongan: Rp5.500
Praktik ini menimbulkan keluhan dari para mitra driver yang merasa jerih payah mereka tidak sebanding dengan penghasilan bersih yang diterima. Salah satu driver menyebut, “Kami kerja panas-panasan, nunggu orderan lama, tapi dipotong sampai 30 persen lebih. Ini gak manusiawi.”
Masyarakat dan pengamat transportasi daring menilai bahwa platform seperti Gojek seharusnya lebih transparan dan adil dalam menentukan skema pembagian pendapatan, agar para mitra yang menjadi tulang punggung operasional tetap mendapatkan penghasilan layak.
Lebih dari itu, pemerintah didesak untuk membuat regulasi yang tegas terhadap aplikator transportasi daring. Aturan tersebut harus mencakup batas maksimal pemotongan biaya, kewajiban pemberian Tunjangan Hari Raya (THR), serta dukungan untuk perawatan kendaraan. Tujuannya jelas: agar driver ojek online bisa hidup lebih sejahtera dan tidak terus-menerus berada dalam tekanan ekonomi.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Gojek belum memberikan pernyataan resmi terkait keluhan tersebut.