Jakarta, KPonline–Pengurus Pusat Serikat Pekerja Anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PP SPA FSPMI) hari ini menggelar diskusi dengan perwakilan IndustriALL Global Union dalam suasana penuh keakraban. Pertemuan ini menjadi ajang bertukar pandangan mengenai berbagai tantangan yang dihadapi buruh di masing-masing sektor industri. Kamis, (30/1/2025).
Hadir dalam diskusi ini Ramon Certeza, Sekretaris Regional Asia Tenggara IndustriALL Global Union, serta Kemal Özkan, Asisten Sekretaris Jenderal IndustriALL Global Union. Mereka berdialog langsung dengan perwakilan PP SPA FSPMI yang berasal dari berbagai sektor, termasuk industri manufaktur, otomotif, pertambangan, dan energi.
Diskusi ini menyoroti berbagai persoalan yang dihadapi pekerja di sektor masing-masing, seperti kontrak outsourcing yang masih marak, penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang belum optimal, serta upah yang belum mencerminkan kesejahteraan pekerja. Selain itu, dampak Omnibus Law terhadap hak-hak pekerja juga menjadi salah satu fokus utama pembahasan.
Dalam kesempatan ini, Kemal Özkan juga berbagi pengalaman tentang bagaimana perubahan teknologi dan otomatisasi dapat berdampak pada pengurangan tenaga kerja di berbagai industri. Ia menekankan bahwa revolusi industri 4.0 dan perkembangan kecerdasan buatan (AI) berpotensi menggantikan banyak pekerjaan manual, terutama di sektor manufaktur dan industri berat.
“Kita tidak bisa menghindari kemajuan teknologi, tetapi kita harus memastikan bahwa buruh tetap memiliki peran dalam industri masa depan. Solusinya adalah dengan meningkatkan keterampilan pekerja melalui pelatihan dan adaptasi teknologi yang lebih inklusif,” ujar Kemal Özkan.
Menurutnya, serikat pekerja harus aktif dalam mendorong kebijakan yang memastikan transisi yang adil (just transition) bagi pekerja yang terdampak otomatisasi, termasuk program retraining dan upskilling agar buruh tetap memiliki daya saing di dunia kerja.
Perwakilan PP SPA FSPMI menanggapi dengan menekankan pentingnya peran pemerintah dan pengusaha dalam menciptakan sistem pelatihan yang efektif bagi pekerja. Mereka juga menggarisbawahi perlunya kebijakan yang memastikan bahwa adopsi teknologi tidak hanya menguntungkan pengusaha, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan buruh.
Diskusi ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus memperjuangkan hak-hak buruh, baik di tingkat nasional maupun internasional, serta memperkuat solidaritas antara FSPMI dan IndustriALL Global Union, terutama dalam menghadapi tantangan akibat perkembangan teknologi di dunia industri.