Jakarta, KPonline – Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto menghadiri peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Partai Gerinda yang ke 10 di Sekretariat DPP Partai Gerinda, Ragunan, Jakarta pada Sabtu (10/2/2018).
Dalam kesempatan tersebut, kader Gerinda yang hadir meneriakkan Prabowo presiden 2019. Hal ini setidaknya menandakan, kemungkinan besar partai ini akan kembali menjagokan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus itu sebagai Calon Presiden dalam Pemilu 2019.
Jika itu benar, bagaimana sikap Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang dalam Pemilu 2014 lalu mendukung Prabowo?
Secara resmi, KSPI baru akan memutuskan Calon Presiden yang akan didukung dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) yang kemungkinan akan digelar pada bulan April 2018. Setelah itu, pada tanggal 1 Mei 2018, bertepatan dengan peringatan May Day, akan diumumkan secara terbuka kepada publik.
Namun demikian, dalam pernyataan sikapnya, organisasi yang dipimpin Said Iqbal ini menegaskan: bahwa dalam Pilpres maupun Pilkada, hanya akan memilih calon pemimpin yang pro buruh dan anti upah murah.
Merujuk pernyataan ini, kecil kemungkinan buruh akan kembali memilih Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi. Sebab selama ini para buruh mengkritik lahirnya PP 78/2015 merupakan kebijakan yang berorientasi pada upah murah.
Jika bukan Jokowi, apakah itu artinya pilihan akan jatuh pada Prabowo? Jika melihat kedekatan antara Prabowo dan KSPI, bisa jadi dukungan KSPI akan jatuh pada Prabowo. Apalagi, dalam Pemilu 2019 nanti, ada beberapa kader KSPI yang maju mencalonkan sebagai anggota legislatif dari Partai Gerinda.
Namun demikian, dalam politik apapun bisa terjadi. Satu hal yang menarik, makin ke sini para buruh makin peduli dengan politik. Sebuah kesadaran, bahwa keputusan politik akan sangat berpengaruh bagi kesejahteraan kaum buruh dan rakyat Indonesia.
Itulah sebabnya, penting untuk mendukung Calon presiden yang memang memiliki keberpihakan terhadap kaum buruh.