Majalengka, KPonline–Perundingan bipartit kedua antara manajemen PT. Bintang Baru Sukses dan perwakilan buruh yang difasilitasi oleh Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (PC SPAI-FSPMI) Kabupaten Majalengka kembali gagal mencapai kesepakatan. Pasalnya, manajemen perusahaan yang bergerak di bidang industri pakaian jadi ini bersikeras menolak melaksanakan perundingan, meskipun pemberitahuan resmi telah disampaikan satu minggu sebelumnya.
Perundingan ini seharusnya membahas dua agenda penting, yaitu Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap Sekretaris dan Ketua PUK SPAI FSPMI PT Bintang Baru Sukses serta pembayaran kompensasi pekerja kontrak (PKWT) yang belum terlaksana sejak 2020. Namun, pihak manajemen menolak pertemuan tersebut, memicu kemarahan serikat pekerja.
Ketua PC SPAI-FSPMI Kabupaten Majalengka, Ricky Sulaeman, menyatakan bahwa sikap manajemen perusahaan yang beralamat di Jln. Lojikobong-Bongan, Desa Lojikobong, Kecamatan Sumberjaya, ini mencerminkan kurangnya itikad baik untuk membangun hubungan industrial yang harmonis, dinamis, dan berkeadilan.
“Kami mengutuk keras tindakan PT. Bintang Baru Sukses yang tidak menghormati mekanisme penyelesaian perselisihan ini. Sikap mereka benar-benar mencederai prinsip hubungan industrial,” tegas Ricky Sulaeman.
Dalam kesempatan tersebut, Ricky didampingi oleh Koordinator Area Garda Metal Majalengka, Aji Suharmanto, dan sejumlah perangkat organisasi lainnya. Mereka berkomitmen untuk menggelar aksi demonstrasi besar dalam waktu dekat jika perusahaan tetap mengabaikan tuntutan buruh.
Tiga Tuntutan Utama FSPMI
Aksi yang direncanakan FSPMI Kabupaten Majalengka akan mengusung tiga tuntutan utama, yaitu:
1. Mempekerjakan kembali anggota PUK SPAI FSPMI yang di-PHK.
2. Membayarkan uang kompensasi pekerja sejak tahun 2020.
3. Memecat HRD PT. Bintang Baru Sukses.
Menurut Ricky, langkah aksi besar ini merupakan respons terakhir setelah berbagai upaya persuasif tidak diindahkan oleh manajemen. “Jika aksi ini terjadi, itu murni karena mereka sendiri yang menolak hubungan industrial yang baik. Jangan salahkan buruh jika nanti ada hal-hal yang di luar dugaan,” ungkapnya dengan tegas.
PT. Bintang Baru Sukses, yang diketahui memproduksi pakaian merek ternama seperti Goodfellow&Co dan H&M, kini menghadapi sorotan serius dari komunitas buruh di Kabupaten Majalengka. Aksi demonstrasi yang akan dilakukan FSPMI diperkirakan menarik perhatian besar dan menjadi momentum perjuangan buruh untuk menegakkan hak mereka.
Kegagalan perundingan ini menambah daftar panjang tantangan buruh di Kabupaten Majalengka. Para pekerja berharap agar PT. Bintang Baru Sukses segera mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan perselisihan ini dan menunjukkan komitmen terhadap hubungan industrial yang lebih baik.
Aksi demonstrasi yang direncanakan menjadi peringatan keras bagi perusahaan yang abai terhadap hak-hak pekerja. Serikat buruh menegaskan bahwa perjuangan ini bukan hanya untuk pekerja di PT. Bintang Baru Sukses, tetapi juga demi memastikan perlindungan yang lebih baik bagi seluruh buruh di Indonesia.
Kontributor Majalengka