Puisi : Bukan Penguasa Cuma Sang Pendusta dan Pelupa

Puisi : Bukan Penguasa Cuma Sang Pendusta dan Pelupa

Memejamkan mata untuk banyak peristiwa
Menyumbat telinga diantara banyak pinta
Lidah kaku pura-pura bisu
Peran penguasa tak berguna

Megah Istana pasir berdiri di pesisir
Aksara penuh pinta tertulis di permukaan air
Berjuta janji tak satupun ditepati.

Awan berarak disunting angin
Dalam hening syair lirih bergumam perih
Ibu Pertiwi bersimpuh menangis sedih

Telanjang kaki tertusuk duri
Bersepatu tertancap paku
Mantra pujangga terucap laksana Do’a
Langit meratap teteskan air mata.

Debur ombak menghantam karang
Bergulung Bergantian seakan tak bosan
Yang dihantam tetap berdiri tak tersakiti
Isyarat panjang sebuah perjuangan

Sayup terdengar sebuah kidung
Menyapa hati yang tengah murung
Anak bangsa dibungkam sukar bercerita
Gelak Terbahak si tua tertawa.

Written by Heroe