Bekasi, KPonline – Bertempat di hotel Primebiz Cikarang, bidang perempuan PUK SPAMK FSPMI PT. Aisan Nasmoco Industri (ANI) melaksanakan seminar parenting pekerja perempuan dengan tema “Mengelola Komunikasi Yang Sehat Dalam Keluarga, Sebagai Pekerja Dalam Bingkai Organisasi” pada Minggu (12/03/2023).
Adapun pembicara dalam agenda tersebut adalah Meida Eviriyani atau yang lebih dikenal dengan mbak Meida. Ia merupakan seorang konsultan spiritual rumah tangga juga sebagai guru besar sekaligus pendiri padepokan Dewi Cinta.
Acara tersebut turut dihadiri oleh wakil presiden FSPMI bidang tugas perempuan Mundiah, SH, serta bidang perempuan Pimpinan Cabang SPAMK Bekasi Eny Rahmawati. Hadir juga Sekretaris PC SPAMK FSPMI Bekasi Henny Agustianto.
Dengan antusiasme anggota perempuan yang cukup besar, besar pula harapan dari bidang perempuan PC SPAMK Bekasi kepada anggota perempuan, khususnya yang sudah berumahtangga dapat memiliki hubungan harmonis dengan keluarganya, sehingga menghasilkan generasi penerus yang jauh lebih baik kedepannya meskipun menjadi perempuan pekerja.
Dalam sambutannya saat membuka acara, ketua PUK SPAMK PT. ANI Mochamad Tohir mengungkapkan harapannya dengan diselenggarakannya acara ini. Setelah mengikuti, anggota perempuan PUK SPAMK PT. ANI khususnya yang sudah berumahtangga, diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan yang didapat ke dalaman keluarga masing-masing anggota.
“Setelah usai seminar parenting ini, besar harapan saya agar anggota khususnya perempuan yang sudah berumahtangga, dapat mengaplikasikannya di dalam keluarga sehingga terbentuk hubungan keluarga yang ikhlas, bahagia dan damai,” ungkap Tohir.
Saat diwawancarai Media Perdjoeangan, Yuni selaku bidang perempuan PUK SPAMK PT. ANI pun berpesan agar anggota perempuan dapat menjalin komunikasi yang baik dengan keluarga di tengah kesibukan berbagai pekerja, agar tercipta hubungan yang harmonis dalam keluarga.
“Jalinlah komunikasi yang baik dengan keluarga agar tercipta keluarga yang harmonis walaupun sibuk bekerja dan atur emosi serta hindari pertengkaran di depan anak agar tidak berdampak kedepannya,” pesan Yuni.
Hal itu senada dengan pesan yang disampaikan Meida dalam sesi materi. “Lebih baik mati kehausan dari pada mati karena ingkar, karena apabila kita salah dengan mengelola komunikasi dalam keluarga, sama dengan menghancurkan kehidupan keluarga, dan itu sama saja dengan kita mengingkari janji pernikahan,” pesan Meida. (Shiddiq)