Purwakarta, KPonline- Kamis 14 Februari 2019, bertempat di Rumah Makan Amor jalan raya Cilandak, Cikumpay, Campaka Kabupaten Purwakarta, Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT Sepatu Bata melaksanakan Rapat Bulanan.
Agenda tersebut dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT Sepatu Bata dan Ketua Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kabupaten Purwakarta.
Menghadapi ketatnya persaingan dunia industri, memaksa pengusaha berpikir keras memutar otak bagaimana caranya untuk tetap bisa bertahan dan berkembang maju kedepan. Berbagai macam cara mungkin akan dilakukan oleh pengusaha dalam menindaklanjuti hal tersebut, dan salah satu yang paling ditakutkan adalah efisiensi Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Maka dari itu PUK SPAI FSPMI PT Sepatu Bata mencoba menyusun konsep dan strategi agar hal tersebut tidak terjadi di lingkungan PT Sepatu Bata Indonesia.
Efisiensi Sumber Daya Manusia (SDM) atau PHK merupakan salah satu kebijakan yang ditakutkan oleh para pekerja, dan bila hal tersebut dirasakan pekerja, bisa dipastikan untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup, kemungkinan pekerja yang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja akan mengalami kesulitan.
Staf HRD PT Sepatu Bata ikut hadir dalam kesempatan tersebut, hal itu dilakukan Rzn sebagai bentuk undangan Pimpinan Unit Kerja Serikat Pekerja Aneka Industri Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia PT Sepatu Bata atas ungkapan rasa terima kasih kepada beliau yang selama ini telah bekerja sama dengan baik dalam melaksanakan tugasnya selama bekerja di PT Sepatu Bata TBK.
“Walaupun ada dua serikat di PT Sepatu Bata, namun pasti keduanya berusaha serta bertujuan untuk mensejahterakan para pekerja. Dan saya harap kepada FSPMI dapat selalu berbaur dengan atasan beserta staf yang ada saat ini di PT Sepatu Bata untuk kemajuan perusahaan dan kesejahteraan para pekerjanya.” ucap Rzn.
Menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan baik memang bukanlah hal yang mudah. Untuk merealisasikannya selain mendatangkan investor asing atau dalam negeri, meningkatkan daya beli masyarakat melalui upah atau pendapatan dengan layak juga perlu dilakukan. Apa lagi memasuki fase Revolusi Industri 4.0, buruh atau pekerja harus waspada, karena ada indikasi yang katanya tenaga manusia bukan lagi faktor dominan dalam lingkungan produksi suatu pabrik.
Seandainya hal tersebut memang benar terjadi, tentu angka pengangguran jelas akan semakin meningkat dan kemudian bisa dikatakan bahwa Pemerintah telah gagal dalam memberikan kesejahteraan bagi Rakyatnya.(lestareno)