Ratin DPW FSPMI DKI: Tolak Omnibus Law, KMMB, Jamkeswatch Hingga Advokasi Kasus Anggota

Ratin DPW FSPMI DKI: Tolak Omnibus Law, KMMB, Jamkeswatch Hingga Advokasi Kasus Anggota

Jakarta, KPonline – Rapat rutin DPW FSPMI DKI Jakarta yang dilakukan secara rutin di rumah juang DPW FSPMI blo FCck T 1 no 5 penggilingan Cakung pada hari kamis sore kemarin (5/3).

Ketua DPW FSPMI DKI Winarso sebagai pimpinan wilayah memberikan arahan serta gagasan dan motivasi perjuangan FSPMI DKI Jakarta ke depan .

Bacaan Lainnya

Selain itu ada juga pembahasan terkait kasus kasus hubungan industrial di beberapa internal PUK yang memakan waktu dan perhatian khusus. secara nasional pun ikut di bahas karena perjuangan Secara nasional, Winarso juga mengapresiasi keterlibatan buruh FSPMI DKI dalam aksi aksi, juga menyangkut aksi daerah secara signifikan.

Pandangan Winarso secara umum, kalau kita masih berkutat di tempat maka kita akan kalah dan tergerus semuanya. Maka kita harus memulai dari sekarang dan berlari kencang dengan menyusun strategi strategi yang matang dan jangan kalah sama SP/SB yang lain.

Mngupas jelas untuk menyikapi perjuangan perjuangan buruh secara nasional dengan adanya Omnibus Law RUU Cipta Kerja, kenaikan iuran BPJS dan berjuang secara intens tentang kesejahteraan anggota FSPMI DKI seperti kartu pekerja, upah dan lain lainnya serta secara internal OUK SPA yang bermasalah dan bagaimana menyikapinya ini harus membutuhkan setrategi strategi khusus dan harus di diskusikan dengan matang dan serius dengan para pemimpin pergerakan FSPMI DKI Jakarta.

“FSPMI adalah sebagai organisasi pergerakan maka harus bergerak terus yang tidak mau di ajak bergerak tinggalin.” ungkap Winarso.

“Semuanya harus kita upgrade lagi mulai dari diri kita para pengurus dan pilar biar bisa bekerja sama dengan baik dan mampu menyelesaikan masalah yang ada.” tambahnya.

“Pilar FSPMI yang ada dan berjalan di daerah DKI jakarta mari kita perbaiki kinerjanya agar bisa berjalan lebih baik lagi seperti media Perdjoeangan, LBH, Garda Metal, koperasi pekerja KMMB dan jamkeswatch semua ini harus berjalan dan jangan hanya berkutat di situ saja dan mari kita kembangkan agar perjuangan kedepan lebih enak dan maju serta bisa dirasakan semuanya baik pengurus dan anggota.” tambahnya lagi.

“Perjuangan tanpa ada dananya bohong besar bisa berjalan karena darahnya atau ruh nya perjuangan adalah dana, mari kita sama sama bahu membahu membesarkan koperasi yang sudah kita bentuk ini dan sudah kita kenalkan ke DP Prop yaitu KMMB (Koperasi Metal Maju Bersama) sebagai acuhan kita selain berjuang kita juga harus sejahterah baik tingkat pengurus dan anggotanya. papar Winarso.

Selain itu perjuangan juga harus ada yang pemberitaan seperti lewat media online dan media sosial, harus selalu intens memberikan berita karena perjuangan yang di lakukan di daerah DKI Jakarta kalau berita itu tidak ada di media maka daerah lain tidak akan ada yang tahu. Maka dari itu peran Media harus ada dan tanpa harus di dekte sudah berjalan dengan sendirinya, ulas Winarso terkait peran pentingnya pilar media.

Banyaknya kasus kasus PUK kita juga harus bisa menyikapi dengan adanya LBH yang di bentuk di daerah dan bekerja sama dengan LBH pusat dan LBH nasional yang ada. Jadi bisa saling koordinasi dan memilah mana yang harus di kerjakan dengan bersama sama agar kasus yang sedang berlangsung cepat di tangani.

Jamkeswatch sebagai alat perjuangan dan propaganda serta berbentuk sosial kemanusiaan saat ini jauh lebih bagus dan lebih baik dan ada daya pikat tersendiri untuk mengenalkan kepada PUK SPA yang belum berserikat dan masyarakat luas serta bisa masuk ke dalam anggota organisasi FSPMI.

(omp/Jim).

Pos terkait