Regenerasi Harus Dipersiapkan & Sebuah Keharusan

Regenerasi Harus Dipersiapkan & Sebuah Keharusan

Bekasi, KPonline – Bagi kawan-kawan yang aktif berorganisasi apapun itu namanya mungkin tidak asing lagi dengan istilah regenerasi, sebuah proses estafet kepengurusan antara pemimpin yang lama dengan yang baru.

Tak jarang, proses ini menghadapi kendala dengan tidak adanya kandidat dari generasi baru yang dinilai cukup kompeten dan mau menjadi pemimpin.

Padahal regenerasi adalah hal yang sangat penting bagi organisasi itu sendiri, organisasi serikat pekerja FSPMI misalnya sudah mengatur sedemikian rupa melalui kongres, munas yang ditetapkan dalam AD/ART nya, bahkan FSPMI menyiapkan untuk 20 tahun kedepan agar organisasi serikat pekerja ini tetap exist.

Namun pada dasarnya ada kiat-kiat secara umum dalam sebuah organisasi dalam melakukan regenerasi, karena regenerasi bukan tentang ‘siapa menjabat apa’ namun tentang keberlangsungan organisasi itu sendiri dan hindari permintaan sebuah jabatan, berikut kiat-kiat dalam melakukan regenerasi sebuah organisasi :

1. Merangkul Generasi Muda, Pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat mengayomi anggota dengan berbagai latar belakang, termasuk anggota dari beragam usia. “Jika pemimpin memiliki tujuan melaksanakan regenerasi dalam organisasi, maka merangkul generasi muda wajib dilakukan sejak awal untuk proses kaderisasi”

Hal ini dapat dilakukan dengan cara turut aktif mengajak dan mendorong mereka untuk terus terlibat dengan organisasi. Upaya ini tak berarti hanya sebatas mengingatkan setiap kali ada pertemuan atau rapat. Pemimpin perlu mendekatkan diri secara personal untuk memunculkan keakraban. Keakraban yang lambat laun tumbuh dapat memunculkan rasa solidaritas seiring berjalannya waktu.

Dengan terciptanya keakraban dan solidaritas, para generasi muda akan merasa dilibatkan dan dibutuhkan dalam membangun organisasi, baik dari segi pemikiran dan tindakan. “Tentunya, hal itu juga akan memupuk sense of belonging atau rasa memiliki terhadap organisasi”

2. Berikan Kesempatan untuk Berkarya, Selain terlibat aktif dengan visi, misi dan kegiatan organisasi, para pemimpin yang tengah menjabat perlu melakukan proses kaderisasi yang berkelanjutan. Salah satunya dengan cara memberikan kesempatan pada generasi muda untuk berkarya. “Pengembangan potensi sesuai dengan keahlian atau keinginan tentu akan dapat menciptakan generasi yang berkualitas”

Proses regenerasi dalam organisasi tidak hanya dilakukan dalam arti peralihan posisi atau jabatan dari generasi yang senior kepada juniornya atau siapa menjabat apa, tapi juga meliputi transfer ilmu dan pengalaman.

Dengan demikian, proses kaderisasi ini juga mempersiapkan generasi muda untuk menerima tampuk kepemimpinan di masa mendatang.

Pemberian kesempatan untuk berkarya pada kader-kader muda ini adalah memberikan kepercayaan pada mereka untuk mengurus dan memimpin suatu kegiatan seperti acara dan pelaksanaan tugas-tugas tertentu. “Selain untuk menumbuhkan ikatan rasa saling percaya antar generasi, hal ini juga dapat melatih mereka untuk bertanggung jawab dalam mengemban nama organisasi”

Tak sampai situ saja, proses evaluasi pasca kegiatan pun dapat menjadi ruang yang baik untuk berdialog. Dalam dialog inilah seluruh pihak yang terlibat dapat menyampaikan harapan dan mencari titik tengah yang paling sesuai dengan ide dasar dan cita-cita organisasi.

3. Konsisten dan Tidak Putus Asa, Jika kedua kunci penting terkait regenerasi dalam organisasi tersebut telah dilakukan, maka ada satu poin tambahan yang perlu ditanamkan pada diri seorang pemimpin organisasi. “Poin itu adalah  mindset  pantang  putus asa dan tidak mudah kecewa”

Sebuah usaha tidak selalu membuahkan hasil yang instan, sehingga kita perlu terus konsisten dan berusaha menjadikan organisasi tersebut sebagai “rumah” bagi seluruh anggota, termasuk anggota muda.

Menumbuhkan rasa kepemilikan dan keinginan untuk berkontribusi membutuhkan waktu dan proses yang tidak singkat. Agenda-agenda seperti konsolidasi, pelatihan yang dikemas seperti outing atau team building yang rutin dapat menjadi salah satu cara yang
perlu kita coba untuk menumbuhkan semangat dalam berorganisasi.

Mungkin poin-poin yang telah disebutkan di atas terdengar sederhana. Akan tetapi, realisasi dalam membentuk kader-kader potensial belum tentu demikian, terlebih jika generation gap atau keberjarakan antar generasi cukup jauh.

Namun, tetaplah miliki sikap terbuka, adil, dan objektif dalam setiap dialog dan penyelesaian masalah sembari menerapkan hal-hal di atas semoga bermanfaat. (Yanto)