Mojokerto, KPonline – FSPMI Jawa Timur menggelar perhelatan akbar, Workshop Media Perdjoeangan, pada Sabtu-Minggu, 1-2 Juni 2024, di Klurak Eco Park, Pacet, Mojokerto. Acara ini dihadiri oleh puluhan buruh dari berbagai sektor, yang semuanya bersemangat untuk mengasah kemampuan jurnalistik mereka.
Workshop ini dipimpin oleh Kabiro Media Perdjoeangan FSPMI Jawa Timur, Khoirul Anam, yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Tjokro. Sosoknya yang berperawakan tinggi, berkumis tebal, dan selalu mengenakan blangkon membuatnya mudah dikenali.
Sebagai narasumber, Mbah Tjokro juga berharap kegiatan ini dapat melahirkan generasi jurnalis yang mampu memperjuangkan kemajuan organisasi dan kesejahteraan buruh melalui media, sesuai dengan slogannya, “Kata adalah senjata.”
Mbah Tjokro tidak hanya membagikan ilmu jurnalistik, tetapi juga pengetahuan tentang fotografi, videografi, dan editing. Antusiasme peserta dari berbagai kota di Jawa Timur terlihat jelas saat mereka menyimak pemaparan ilmu dari Mbah Tjokro.
Semboyan “Kudu Update Berita” atau “Kudeta” juga disampaikan dengan harapan peserta dapat selalu mengikuti perkembangan terkini dan menuangkannya dalam tulisan yang baik dan benar.
Dunia perburuhan Jawa Timur sudah tidak asing lagi dengan sosok Mbah Tjokro. Dimanapun dan kapanpun ada aksi buruh, Mbah Tjokro selalu hadir di barisan terdepan, tanpa mempedulikan keselamatannya sendiri.
Tidak jarang ia bergesekan langsung dengan aparat saat ada aksi, menjadikannya sosok yang selalu tampil di halaman utama berbagai media sosial unggahan kaum buruh.
Menurut penulis,Julukan “Pak Raden” seorang tokoh di film boneka jaman dulu yang sangat berkarakter itu sepertinya pantas disematkan padanya karena penampilannya mirip dengan ciri khas Pak Raden yakni berkumis tebal, memakai sarung dan blangkon, serta sorot mata tajam.
Mbah Tjokro juga multitalenta, pandai bernyanyi dalam berbagai genre musik, mengingatkan kita pada Pak Raden, sang legenda dari film anak nasional Si Unyil, yang kerap bercerita dan bernyanyi di berbagai saluran televisi pada zamannya. Tak ayal, Pak Raden Si Unyil seakan bereinkarnasi dalam diri Khoirul Anam alias Mbah Tjokro.
(Eka Wahyuningsih kontributor Mojokerto)