Surabaya, KPonline – Rabu malam, 5 Juni 2024, di depan RSU Dr. Sutomo Surabaya, suasana penuh kehangatan dan haru terasa ketika Maulana, seorang pasien dampingan, berbagi kisahnya. Dalam wawancara dengan Media Perdjoeangan Jawa Timur, Maulana mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada relawan Jamkeswatch yang sempat difitnah sebagai calo kesehatan.
Maulana menceritakan pengalamannya dengan penuh rasa syukur, “Saya sangat berterima kasih kepada kawan-kawan Jamkeswatch. Mereka membantu kami dengan penuh keikhlasan tanpa meminta imbalan. Dulu saya pernah mencoba memberi uang kepada mereka, tapi mereka menolak,” ujarnya.
Maulana kemudian berbagi cerita tentang pengalamannya pertama kali di RSU Dr. Sutomo. “Waktu pertama kali ke sini, saya dibantu oleh relawan lain yang meminta uang dengan cara halus, seperti meminjam. Karena tidak tahu daerah rumah sakit, saya memberikan uang dengan harapan akan dikembalikan dalam seminggu. Namun uang tersebut tidak pernah kembali. Mungkin saya kurang peka dengan istilah meminjam yang ternyata hanya alasan.”
Dalam keterangannya, Maulana menegaskan bahwa Jamkeswatch berbeda dari oknum relawan lainnya. “Saya ingin menegaskan, sebagai pasien dampingan Jamkeswatch, mereka bukan calo. Mereka telah membantu advokasi anak saya, Aqilla, sampai operasi dan memenuhi kebutuhan sehari-hari di rumah sakit seperti popok, susu, dan uang pegangan.”
Menutup wawancaranya, Maulana menyampaikan harapan tulusnya. “Semoga teman-teman Jamkeswatch selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam menolong orang-orang yang kurang mampu seperti saya.”
Kisah Maulana menjadi bukti nyata bahwa di balik fitnah yang menimpa, relawan Jamkeswatch tetap berdedikasi membantu masyarakat tanpa pamrih. Dedikasi dan keikhlasan mereka menjadi inspirasi bagi kita semua, mengingatkan bahwa kebaikan hati selalu menang melawan fitnah dan prasangka buruk.
(Muis – Kontributor Surabaya)