Purwakarta,KPonline- Menindaklanjuti agenda-agenda sebelumnya yang telah dilakukan oleh pekerja emak-emak PT Dada Indonesia dalam menuntut hak pesangon,mulai dari audiensi di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat bersama Anggota Dewan Komisi V,hingga berlanjut ke Kantor Disnakertrans Kabupaten Purwakarta untuk yang kesekian kali,ternyata menemui hasil tidak meng’enakan bagi Pekerja emak-emak PT Dada Indonesia.
Kamis 22 November 2018,Pekerja emak-emak PT Dada Indonesia kembali merasakan kekecewaan,dimana setelah melakukan jalan kaki dari PT Dada Indonesia bersama kawan-kawan buruh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Purwakarta untuk melakukan mediasi di Kantor Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi yang lumayan jauh jaraknya,ternyata hanya mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan dari mulut manis managment PT Dada Indonesia “bahwa perusahaan saat ini hanya memiliki budget tujuh koma dua miliar dan budget tersebut belum ada ditangan mereka.”
Bilang sudah ada tapi belum ada,sungguh pernyataan yang tidak rasional dan terkesan dimana perusahaan berindikasi membentuk opini publik untuk ditujukan kepada seribu tiga ratus pekerja emak-emak PT Dada Indonesia,”bahwa Perusahaan tidak mampu untuk membayar penuh hak pesangon pekerja sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,lalu berharap emak-emak PT Dada Indonesia mau menerima uang pesangon ala kadarnya”.
PT Dada Indonesia hadir hampir tiga Dasawarsa waktu di Purwakarta dan merupakan salah satu perusahaan ternama yang bergerak di sektor garmen.Namun kebesaran namanya ternyata tidak sejalan dengan kebesaran hati pengusahanya,banyak sudah kebohongan mereka terhadap pekerja,diantaranya mulai dari penangguhan upah beberapa tahun kebelakang yang ternyata tidak terselesaikan,kemudian berjanji tetap untuk melanjutkan usaha lalu ternyata bohong kembali dengan tutup pabrik secara sepihak.
Bercermin terhadap hal-hal tersebut,pekerja emak-emak PT Dada Indonesia menegaskan dalam bersikap untuk tidak bisa menerima hasil mediasi hari ini.Selain dihadiri oleh perwakilan pekerja melalui serikat pekerja dan perwakilan PT Dada Indonesia melaui managmentnya,Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Purwakarta beserta Badan Pengawasan Hubungan Industrial ditambah Perwakilan Badan Pelayanan Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaa dan Kesehatan pun ikut hadir dalam mediasi.
“Perusahaan belum membayarkan iuran pekerja untuk BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan beberapa bulan kebelakang sebelum perusahaan tutup”papar perwakilan BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan.
Sungguh sangat luar biasa sekali managment PT Dada Indonesia dalam bersikap,ternyata pekerja emak-emak PT Dada Indonesia terus dibohongi.Uang iuran mereka untuk jaminan hari tua (JHT) dan jaminan kesehatan yang dipotong langsung melaui gaji dan selanjutnya diterima oleh BPJS Ketenagakerjaan dan Kesehatan ternyata tidak sampai dalam beberapa bulan ke belakang,lalu kemanakah larinya uang iuran mereka?
Rasa lelah tidak lagi dirasa oleh pekerja emak-emak PT Dada Indonesia untuk tetap semangat,berjuang dalam menuntut hak mereka akan uang pesangon yang nyata sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jalan Raya Sadang-Purwakarta menjadi saksi bisu dimana jejak langkah kaki pekerja emak-emak PT Dada Indonesia terbingkai berbaur menjadi satu dengan suhu panas aspal jalanan dalam sejarah pergerakan kaum pekerja emak emak garmen di Purwakarta.
Setelah berjalan ke kantor Dinas ketenagakerjaan dan belum puas akan hasil mediasi,emak-emak berlanjut melangkahkan kaki kembali menuju kantor Ambu Ane, berharap bisa mendapatkan jawaban dan kepastian yang benar dan seadil-adilnya atas permasalahan yang sedang mereka alami.
Setibanya di kantor PEMDA Kabupaten Purwakarta,ternyata PEMDA Kabupaten Purwakarta menghadirkan parodi komedi.Maksud hati menemui Ambu Ane,ternyata hanya ditemui Pimpinan Satuan Polisi Pamong Praja.
Sejak kapan permasalahan hubungan industrial terkait pesangon ditangani SatPol PP?,inikah sikap terpuji dan bijaksana pemimpin Kabupaten Purwakarta dalam mengemban amanahnya?.
Ambu Ane dan Pekerja PT Dada Indonesia sama-sama wanita dan seharusnya sesama wanita tidak bersikap demikian.
Emak-emak PT Dada Indonesia merupakan salah satu dari bagian masyarakat Purwakarta yang telah memberikan dukungannya melalui bentuk suara di PILKADA kepada Ambu Ane untuk menjadi orang nomor satu di Purwakarta.
Semestinya beliau hadir ditengah-tengah emak-emak PT Dada Indonesia,bukannya menghindar dan terkesan membentuk komedi lucu dimana saat emak-emak PT Dada Indonesia sedang menghadapi permasalahan serius yang menyangkut urusan perut,ternyata hanya Satuan Polisi Pamong Praja yang diutus.Entah sadar atau tidak Ambu Ane atas sikapnya tersebut,dan tentu saja itu bisa menegaskan bahwa karakter sang penguasa yang tidak berpihak kepada masyarakat khususnya kelas pekerja.
“Pantang surut kebelakang,jangan menyerah dan tetap semangat emak-emak PT Dada Indonesia.Menanggapi sikap Ambu Ane hari ini,kita akan kembali ke PEMDA Kabupaten Purwakarta dengan masa aksi yang maksimal,kalau perlu kita tumpah ruah di PEMDA bersama seluruh buruh FSPMI yang ada di Purwakarta” ucap Supriadi ‘pionk’selaku KORDA Garda Metal Purwakarta.