Sebaik-baiknya Manusia
Pertama-tama atas nama FSPMI, KSPI, dan Buruh Indonesia saya mengucapkan terimakasih kepada FNV yang telah mengundang kami dalam acara ini.
Sebuah kebahagian bagi saya bisa membagi nilai-nilai perjuangan yang dilakukan buruh Indonesia dalam 5 tahun terakhir. Indonesia menjadi Negara penting, karena masuk didalam G 20. Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi nomor 2 terbaik dari seluruh Negara yang ada didunia (setelah china). GDP-nya Nomor 16 di seluruh dunia (U$ 800 bilion), Invesment grade AAA min, rating hutang turun, dan negeri ini dianugerahi dengan sumber alam berlimpah: minyak, gas, emas, pangan, hutan, semua ada di Indonesia.
Tapi mari kita lihat kondisi buruh-buruhnya:
Rata-rata upah minimum nasional pada tahun 2012 adalah U$ 120 per bulan. Upah buruh Indonesia Nomor 69 dari 169 negara.
Di Jakarta, ibu kota Indonesia. Pada 2012 upah buruh nya US $160 per bulan. Sementara itu ongkos transportasi dan sewa rumah mencapai US $ 90. Sisanya, US $70 per bulan untuk biaya makan, biaya pendidikan, beli baju dan lain-lain. Maka saya katakan, ini adalah irrasional.
Untuk menutupi biaya hidup, maka buruh mencari tambahan dengan menjadi tukang ojek. Ada juga buruh perempuan yang menjual kue setelah pulang kerja.
Jaminan kesehatan biayanya sangat limit dan buruh harus membayar tambahana biaya bila sakit. Buruh perempuan yang melahirkan harus mencari tambahan untuk membiayai persalinan. Bahkan anak bayinya di tahan di RS sebelum ia bisa memenuhi biaya persalinan tersebut.
Di Indonesia masih adanya diskriminasi jaminan social. Buruh hanya mendapat jaminan kesehatan saat bekerja saja dan itupun terbatas US $ 600 per tahun, dan kalau sudah tidak bekerja maka tidak ada jaminan kesehatan bahkan ada anak seorang buruh meninggal karena di tolak di 7 rumah sakit.
Buruh juga tidak dapat jaminan pensiun selama puluhan tahun bekerja. Karena berdasarkan data yang ada, hanya ada 0,05% buruh yang mendapatkan dana pensiun.
Kondisi ini diperparah dengan adanya 16 juta buruh outsourcing yang bekerja melalui agen. Mereka bekerja tanpa jaminan kesehatan, tanpa jaminan pensiun, upah di bayar di bawah upah minimum dan kapan saja bisa di PHK.
Oleh karena itu, gerakan buruh yang dipelopori FSPMI dan KSPI, bersama-sama dengan serikat pekerja yang lain melakukan perjuangan untuk memastikan tidak boleh ada lagi istri buruh menangis menunggu suaminya pulang dari tempat kerja karena tidak ada uang untuk membeli susu anaknya. Tidak boleh ada lagi buruh yang diusir dari kontrakanya karena gajinya tidak cukup.
Saya selalu mengatakan, kalau ada orang tidak bekerja atau menganggur menjadi miskin, maka itu wajar. Sehingga Negara memberi subsidi kepadanya.
Tetapi kalau ada orang sudah bekerja 30 s/d 40 tahun tapi tetap miskin, bahkan membeli susu anaknya saja tidak mampu, ini tidak wajar. Oleh karena itu kami melawan kebijakan upah murah.
Selain itu tidak boleh ada lagi perbudakan dalam bentuk outsurcing. Buruh outsourcing tidak memiliki masa depan.
Apa yang kami perjuangankan adalah persoalan keadilan. Kemanusiaan, dan persamaan. Bukan persoalan tentang kebencian kepada orang kaya atau pemilik modal.
Buruh mempunyai hak mendapatkan makan dan pendidikan yang baik. Buruh perempuan punya hak yang sama dalam upah dan jaminan social. Tidak boleh ada lagi istri buruh yang menitikan air mata hanya karena tidak mampu untuk membeli susu untuk anaknya.
Hampir 15 tahun kamu berjuang untuk itu. Lebih intensif tahun 2007, kami mulai menggalang persatuan perjuangan kaum buruh Indonesia untuk lebih fokus pada 3 isu, yaitu: stop upah murah, reformasi sistim jaminan sosial dan hapuskan outsourcing.
Strategi yang kami pakai untuk memperjuangkan 3 isu tersebut adalah C-L-A (consep-lobby-action).
Dipelopori FSPMI dan KSPI, kami membuat konsep terhadap 3 isu tersebut. Kemudian konsep tersebut kami bawa untuk lobi/dialog ke parlemen, pemerintah, asosiasi pengusaha, tokoh agama, dan yang paling penting adalah saya keliling Indonesia menemui ratusan ribu buruh Indonesia untuk menjelaskan, membangun kesadaran dan berjuang bersama terhadap 3 isu tersebut.
Saya temui mereka di pabrik, rumah, warung-warung makan, bahkan diatas jembatan. Saya berpidato dihadapan ribuan buruh. Setiap saya datang ke daerah pasti diintai oleh intelejen polisi dan intelejen Negara. Bahkan beberapa preman selalu mengintai saya.
Tetap kami tidak gentar. Kami terus melakukan aksi-aksi di seluruh Indonesia. Aksi yang kami lakukan dalam memperjuangkan reformasi jaminan social adalah dengan jalan melakukan long march jalan kaki sejauh 300 KM selama 6 hari terus menerus. Siang-malam kami berjalan, sambil mengumpulkan tanda tangan petisi rakyat untuk diserahkan kepada Presiden RI. Hasilnya terkumpul 500.000 tanda tangan rakyat dan buruh yang setuju agar dilaksankan Social Security Reform.
Pada saat May Day, 100 ribu buruh aksi ke Istana presiden dan parlemen. Bahkan May Day 2013 diikuti 150 ribu buruh ke istana dan 1 juta buruh Rally May Day di seluruh Indonesia. Kami terus-menerus fokus mengangkat 3 isu tersebut.
Tak jarang, aksi yang kami lakukan hingga menginap di parlement pusat dan daerah.
Disamping turun ke jalan, kami juga melakukan kampanye melalui Koran, media on line (website, facebook, twiter, blog, dsb). Kami membuat bulletin buruh, melakukan debat di televisi, buruh perempuan membuat acara khusus perempuan dan media massa sangat mendukung isu ini.
Puncaknya, pada tanggal 3 Oktober 2012, FSPMI dan KSPI sebagai pelopor bersama serikat pekerja lainya melakukan mogok nasional yang diikuti oleh 4 juta buruh di seluruh Indonesia.
Akhirnya kami menang. Pemerintah dan parlemen setuju memenuhi 3 isu tuntutan buruh.
Pertama, Pemerintah dan parlemen sudah menandatangani Undang-Undang baru tentang reformasi jaminan sosial, yaitu seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan Jaminan Kesehatan seumur hidup termasuk buruh (saat bekerja maupun tidak bekerja beserta keluarganya berhak mendapakan jaminan kesehatan seumur hidup) dengan biaya unlimited untuk semua jenis penyakit (tidak ada lagi diskriminasi). Pengusaha juga diwajibkan membayar dana Pensiun kepada buruh dengan iuran berasal dari pengusaha & buruh.
Kedua, mulai tahun 2011-2012 dan seterusnya pemerintah menyatakan Stop Kebijakan Upah Murah. Ini terlihat seperti tahun 2012 upah buruh naik 40% s.d 80% (padahal inflasi hanya 4,6% dan pertumbuihan ekonomi sebesar 6.4%. Upah di Indonesia mengalami kenaikan sekitar US $ 60 s/d US $90 per bulan. Padahal, biasanya kenaikan upah hanya sebesar US $ 10 s/d $ 15 perbulan. Untuk tahun ini kami sedang berjuang naik upah sekitar 30 s/d 50% lagi.
Ketiga, Pemerintah mengeluarkan peraturan baru pada 2012 yaitu pengusaha dilarang menggunakan pekerja outsourcing di Indonesia kecuali untuk 5 jenis Industri (CL, Driver, Catering, Security, Jasa Penunjang Pertambangan atau Perminyakan). Ini berarti, ada 6 juta buruh berubah statusnya (60% buruh perempuan) menjadi pekerja tetap, dan ada 10 juta buruh kontrak langsung oleh perusahaan, tidak boleh melalui agen outsourcing. 16 juta buruh akan memiliki jaminan kesehatan, dana pensiun, upah minimum, serta punya masa depan yang jelas.
Tetapi semua hasil diatas tidak dengan mudah kami dapatkan. Sejumlah pengusaha membiayai preman untuk menganiaya dan melakukan tindakan kekerasan kepada buruh. Bahkan buruh perempuan diperlakukan dengan sexual harasement dijalan, rumah-rumah buruh didatangi preman dan oknum polisi untuk melakukan intimidasi.
Sekelompok preman membawa pisau dan pedang mendatangi posko buruh di Bekasi, Karawang, Jakarta, Tangerang, Batam, medan dan lain-lain, sehingga buruh terluka dan oknum polisi membiarkan dan tidak ada proses hukum.
Rumah buruh didatangi para preman dengan melakukan intimidasi. Pemogokan diperusahaan diserang oleh sekolompok orang dengan melakukan intimidasi kekerasan dan polisi membiarkan saja. Setelah mogok nasional, 4 orang buruh di penjara di Surabaya dan Bandung, serta 12 buruh lainya di Bogor terancam masuk penjara.
Saya pun diancam akan di penjara karena memimpin mogok nasional.
Sebagai Presiden Buruh, saya datangi markas pusat polisi dan markas polisi daerah untuk membebaskan buruh-buruh yang di penjara tersebut. Dan bahkan saya datangi kantor Badan Intelejen Negara. Akhirnya mereka dilepaskan karena aksi buruh semuanya damai dan sesuai konstitusi.
Setiap aksi besar. Buruh selalu berhadapan dengan polisi dan tentara dilapangan.
Saya dan istri pernah diancam oleh preman akan dibunuh. Tetapi selalu saya katakan kepada para preman tersebut, “Anda boleh saja bertindak kekerasan kepada saya. Bahkan mengambil nyawa saja. Tapi Aanda semua tidak akan bisa membeli saya dan menghentikan keadilan, kemanusian dan perdamaian yang sedang kami perjuangkan’’.
Sekarang ini pemerintah dan parlemen, sedikit demi sedikti sudah mau merubah kebijakan untuk lebih memberikan kesejahteraan, jaminan sosial, upah layak, menghapus sistim kerja outsourcing dan mereka mengakui gerakan Serikat Buruh menjadi lebih kuat dalam pembangunan bangsa, walaupun Asosiasi Pengusaha masih resisten. Saya selalu mengatakan kepada kaum buruh Indonesia: ‘’Tegakanlah keadilan walau langit akan runtuh hari ini.’
.
“Sebaik-baiknya manusia di dunia adalah mereka yang bermanfaat untuk hidup orang lain”
Terakhir, saya ingin menyampaikan kepada kita semua. “Tuhan tidak akan mengubah nasib sekelompok orang, kecuali sekelompok orang itu mau berusaha untuk mengubahnya sendiri”.
Terima kasih. Tuhan bersama kita.
Special Thanks: Presiden FNV & selamat kepada pengurus FNV yang baru terpilih. Terima kasih Jyrki Raina & Industri All, Sharan Barrow & ITUC serta ITUC AP, Ruth Vermeuleun & FNV Mondial.
Dan terimakasih Buruh Indonesia, FSPMI, KSPI & Keluarga Saya.
Catatan: Petikan Naskah Pidato Presiden Buruh Indonesia (Presiden FSPMI & KSPI) di Kongres FNV di Belanda.