Bandung, KPonline – Sabilar Rosyad , sekjend DPP FSPMI sekaligus ketua DWP FSPMI Jawa Barat saat ini mengawali sambutannya dengan menyebutkan deretan para mantan ketua DPW FSPMI Jawa Barat sejak pertama berdiri tahun 2003, ke satu di pimpin oleh Almarhum RH Endang Tamrin SE, kedua Obon Tabroni SE, ketiga Apda Pranawa SH, ke empat Baris Silitonga dan yang ke lima oleh Sabilar Rosyad sendiri hingga rawilsus saat ini di gelar.
Lebih lanjut Rosyad memperkenalkan perangkat atau jajaran DPW periode yang di pimpinnya, dari mulai Asmat Serum (Sekretaris), Suryadi (Bendahara), Baris Silitonga, Atang Irawan, Asep Supriatna, Amir Mahfudz, Wido Pratikno, Komarudin, Asep Saeful Malik, Suwira, Ani Maryani dan Nunik.
Sebagaimana amanah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART FSPMI), rawilsus DPW FSPMI di laksanakan secara bersamaan dalam beberapa waktu kedepan, setelah kongres di laksanakan, maka hari ini di mulai terlebih dahulu dari Provinsi Jawa Barat, kemudian selanjutnya akan di gelar juga di selururuh Wilayah Indonesia Raya, namun sebelum saya bersama Presiden DPP FSPMI (Riden Hatam Azis), keliling ke seluruh Indonesia, kita harus bereskan terlebih dahulu Jawa Barat, supaya memberikan contoh dulu, “Ujarnya.
Kemudian sebagai mana amanah AD/ART juga, bahwa peserta rawilsus adalah :
1. Seluruh pengurus Dewan Pimpinan Wilayah (DPW)
2. Seluruh pengurus Konsulat Cabang (KC)
3. Utusan Dewan Pimpinan Pusat dan Pimpinan Pusat (DPP & PP FSPMI) serta para perwakilan pengurus yang di undang, alhamdulillah hari ini semua unsur tersebut pada hadir, jadi sudah memenuhi syarat ketentuan sah secara AD/ART, “Terangnya.
Lalu bicara sejarah berdirinya DPW FSPMI Jawa Barat, pada tahun 2001 belum bisa kita daftarkan, karena pada saat itu kita baru memiliki 4 (empat) Konsulat Cabang (KC) yaitu Bandung Raya, Bekasi Raya, Bogor Raya dan Depok, sementara syarat berdirinya DPW itu harus ada 5 (lima) Konsulat Cabang (KC), maka setelah kita diskusi akhirnya kita sepakati Bekasi Raya dan Bogor Raya kita pecah menjadi (2) dua Konsulat Cabang (KC), kala itu Obon Tabroni sedang menjabat sebagai ketua, maka akhirnya pada tahun 2003 DPW FSPMI Jawa Barat bisa kita daftarkan ke Dinas Tenaga Kerja Provinsi, selanjutnya di tahun 2008 Apda Pranawa Jati bertindak sebagai ketua, “Terangnya.
Bicara Jawa Barat, kita FSPMI berdasarkan data verifikasi anggota adalah anggota terbesar se Indonesia Raya, meskipun saat ini mengalami penurunan pasca adanya dampak wabah Covid-19, lantas bicara terkait materi pada saat itu, kita masih sangat minim, dimana uang operasional kita adalah sebesar rp. 500.000 (Lima Ratus Ribu Rupiah) per tiap bulannya untuk cakupan seluruh Jawa Barat, maka kita sering kali menggunakan kedaraan bermotor, akan tetapi itu tidak menyurutkan kami untuk terus berupaya mengembangkan dan membesarkan organisasi yang kita banggakan, karena materi buat kita bukanlah segala-galanya apalagi menjadi hambatan atau kendala.
Kedepan kita masih banyak PR, salah satunya adalah mengembangkan keanggotaan, terutama khusunya di Jawa Barat yang belum ada FSPMI nya seperti di wilayah priangan timur yang meliputi Sumedang, Garut, Tasik Malaya, Kuningan, Indramayu, ini akan menjadi konsen kita nanti kedepan.
Lantas ada 4 (empat) program skala prioritas yang akan kita fokuskan oleh tiap daerah dan wilayah di seluruh Indonesia, antara lain :
1. Organizer yang fokus kepada pengembangan keanggotaan
2. Iuran Chack Off Sistem (COS) yang taat dan tepat waktu
3. Advokasi di perkuat
4. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) kita jadikan benteng utama di tingkat PUK/Perusahaan.
Penulis : Drey
Foto : Moch Ridwan Sonjaya