Seks yang ”Baik” dan Seks yang Tidak ”Baik”

Seks yang ”Baik” dan Seks yang Tidak ”Baik”
Seks yang ”Baik” dan Seks yang Tidak ”Baik”

Apa yang disebut sebagai seks yang ”baik”?
Orientasi seksual heteroseksual
Perempuan kepada laki-laki
Laki-laki kepada perempuan
Pernikahan monogami
Kesetiaan
Berfungsinya reproduksi
Di rumah
Berpasangan
Tidak komersial
Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Apa yang disebut sebagai seks yang tidak ”baik”?
Orientasi seksual homoseksual
Perempuan kepada perempuan
Laki-laki kepada laki-laki
Pernikahan poligami
Di luar pernikahan
Perselingkuhan
Tidak berfungsinya reproduksi
Di hotel, klab malam, tempat parkir, semak-semak, di mana saja
Onani
Komersial
Pornografi

Bacaan Lainnya

Apa yang terjadi pada seks yang ”baik” dan seks yang ”tidak baik”?
Pernikahan Monogami + Perselingkuhan dan atau Poligami
Heteroksesual vs Homoseksual = Biseksual
Onani Berpasangan
Komersial atau Tidak Komersial = Video Ariel Luna Maya Cut Tari
Pornografi Merajalela vs pedofilia, pelecehan, pecabulan, pemerkosaan

 

Tak Pandai Mengingat

Ini…..
Itu…..
Dia…..
Kamu…..
Mereka…..
Si Anu…..
Abang…..
Aa…..
Mas……
Bapak……
Siapa saja?
Entahlah!
Saya setuju dengan Shakespeare dalam hal ini:
”Apalah arti sebuah nama?”

 

Tak Pandai Menghitung

Satu…
Dua…
Tiga…
Empat….
Lima…..
Enam……
Tujuh…….
Delapan……..
Sebelas………..
Dua Belas…………
Dua Puluh………………..
Jadi berapa?
Lupa!
Kira-kira saja?
Mungkin lebih dari dua puluh,
dan tak kurang dari lima puluh.
Sejam.
Dua Jam..
Tiga Jam…
Belasan Jam…
Setengah Hari…
Seharian.
Dua Hari…
Tiga Hari…
Seminggu…
Dua Minggu…
Sebulan.
Dua Bulan…
Berbulan-Bulan…
Setahun.
Lebih Dari Setahun…
Jadi yang paling lama?
Bingung!
Kok bisa?
Karena banyak yang bersamaan.

 

Kamar 2101

Saya ketuk pintu
Perlahan – berulang
Tak lama membuka
Kaus putih
Celana pendek coklat
Sandal hotel
Jelang tiga puluhan
Muda – punya segala
Penampilannya biasa
Karismanya menyengat
Gampang sekali
Jatuh cinta padanya
Sayangnya dia
Pecinta sesama
Dia perlu saya
Untuk mensukseskan rencana

 

======
Puisi ini ditulis oleh Ana Westy dalam sebuah buku berjudul Senyum Bulan Desember bersama Chaerudin Saleh, dan Asyafa Jelata yang diterbitkan LeutikaPrio dan Forum Solidaritas Buruh Serang (FSBS).

Ana Westy, tetapi lebih senang dipanggil Achie, lahir dan besar di Kalimantan Barat 3 Maret 1985 lalu, menghabiskan masa kuliah dan kerja di Bandung selama tujuh tahun. Kembali lagi ke Kalimantan Barat karena sebuah tugas negara. Senang menyebut diri sebagai ”penyiar yang penulis” – ”penulis yang penyiar”. Senang menulis karena ingin sekali tulisan-tulisannya menginspirasi, sekaligus tetap aktif di dunia penyiaran. Produksi karya fiksi dan non fiksi telah diterbitkan di berbagai media seperti Tribun Jabar, Pikiran Rakyat, dan Penerbit Esensi.

Senyum Bulan Desember sendiri merupakan kumpulan puisi yang merefleksikan semua kepedihan itu. Bukan sekedar refleksi, malah. Namun juga hendak bersuara dengan tegas dan keras, bahwa jangan ada lagi kekerasan dan diskriminasi berbasis gender. Hal ini sekaligus hendak menegaskan tentang kemerdekaan kaum perempuan. Bahwa eksploitasi dan kekerasan seksual terhadap perempuan adalah sebuah pelanggaran hak asasi manusia yang serius karena akan meninggalkan dampak yang luar biasa. Trauma mendalam, yang bisa jadi akan berdampak abadi. Bukan hanya si perempuan itu sendiri, namun juga generasi yang akan dilahirkannya esok hari.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


The reCAPTCHA verification period has expired. Please reload the page.