Bogor, KPonline – Pimpinan Pusat Serikat Pekerja Elektronik Elektrik (PP SPEE) FSPMI menjelaskan bahwa dalam masa kepengurusan 1.5 tahun ini harus maksimal dan sesuai target Rakernas SPEE FSPMI 2024.
Dalam Rakor PP SPEE FSPMI ini menghasilkan rekomendasi dan melanjutkan target Rakernas diantaranya :
1.Penambahan anggota sesuai dengan target,
di Rakernas target penambahan sebanyak
12.000 orang.
2.Form data COS atau iuran dari format DPP
untuk di isi setiap bulan, agar bisa
selalu terupdate data tiap bulan, PUK
harus selalu pakai form tersebut.
– Acuan Nominal : Upah terendah di tempat
kerjanya, yang berlaku di anggotanya.
– Pembayaran COS atau iuran maksimal
tanggal 10 setiap bulannya.
3.PKB
Target PKB, sebagai panduan, bidang PKB
di PUK nya harus segera di gerakkan,
untuk penambahan PKB Nasional, PT. MKP
adalah penanganan dari Pimpinan Pusat.
4.Advokasi
Keberhasilan lagi di SPEE, 113rb pekerja
OSPLN THR nya dibayarkan, kenaikan Upah
pokok 10% dari UMK pekerja OS di seluruh
Indonesia dan pembebasan dana talangan
itu adalah hasil dari advokasi yang
dilakukan.
5.Lakukan kajian dan FGD terkait militansi
Gerakan agar terlihat kompak dan sesuai
tujuan.
6.Kaderisasi
Sulitnya kaderisasi adalah karena
terkadang tidak adanya kesempatan dari
tingkat PUK.
Organizer menjadi concern karena organisasi berkembang, semua berkesinambungan.
“Keberhasilan Pimpinan Cabang adalah ukuran nambah atau tidak anggota, PKB juga ada penambahan atau tidak.”
Untuk SDM, melakukan perekrutan yang harus di buat agar lebih matang, melalui Pendidikan.
Slamet riyadi menerangkan, Density mayoritas sama dengan Advokasi kuat, naikkan dencity PUK sampai 80% di internal, maksimalkan di dalamnya.
“Kekuatan adalah dianggota, mayoritas itu kunci, jika banyak jumlah, penanganan kasus bisa tanpa litigasi, bidang organizer ini penting, menjadi concern Bersama, siapkan kader di Pimpinan Cabang harus dilibatkan dalam setiap kegiatan”. Jelas Sekum PP SPEE FSPMI Slamet Riyadi.
Kegiatan di tutup dengan closing statement Ketum PP SPEE FSPMI,H.Abdul Bais,S.E., “Keterbukaan diorganisasi harus dimulai, segala sesuatunya harus ada standarisasi nasional. Agar semua selaras, tentu akan meningkatkan jenjang kaderisasi.”
(Mia)