Bekasi, KPonline – Gerakan buruh go politik yang dicanangkan oleh Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) untuk mendudukan kader-kader terbaik organisasi dalam Pemilihan Kepala Daerah agar setiap kebijakan yang di keluarkan nantinya berorientasi pada kepentingan kaum buruh. Buruh go politik ternyata tidak hanya terjadi dalam Pilkada, bahkan tingkat RT RW juga di lakukan buruh yang tinggal di kampung maupun perumahan-perumahan di wilayah kabupaten Bekasi.
Seperti yang di lakukan di perumahan Puri Persada Indah,Cibarusah. Hari ini Minggu, 11 Februari 2018 sedang diadakan pemilihan ketua RW. Menariknya, pemilihan yang diikuti oleh 2 orang calon ketua RW ini, pemungutan suara dilakukan secara door to door. Panitia didampingi seorang saksi dari masing-masing calon mendatangi rumah warga untuk mencoblos surat suara, kemudian dimasukkan ke kotak suara yang dibawa panitia. Antusias warga sangat terasa, karena baru pertama kali ini di kecamatan Cibarusah diadakan pemilihan ketua RW melebihi gaungnya pemilihan legislatif (pileg). Bahkan beberapa warga berharap pileg juga dilakukan door to door agar jumlah warga yang memilih bisa maksimal.
Dalam kepanitiaan juga terlihat beberapa orang buruh anggota FSPMI. Di salah satu kesempatan, salah satu veteran buruh yang juga pernah menjadi relawan Obon Tabroni Center (OTC) kecamatan Cibarusah, Herman mengatakan bahwa ini sebagai pembelajaran warga dalam memilih pemimpin.
“Hilangkan budaya Money Politik yang sudah mengakar selama ini” Ujar Herman. Senada dengan Herman, Ketua Panitia Pemilihan RW berharap panitia harus independen, tidak boleh ada intervensi dari pihak manapun,termasuk kedua calon dan tim suksesnya meskipun hanya dalam tingkat RT RW sekalipun. Berawal dari tingkat paling bawah, pemilihan RW yang bersih bebas dari money politic bisa menjadi contoh penyelenggaraan Pilkada yang baik. Pemilihan legislatif tingkat daerah sampai pemilihan presiden sebisa mungkin banyak buruh yang terlibat khususnya anggota FSPMI.
Tidak selamanya politik itu kotor, asalkan orang orang baik juga ikut masuk ke dalam politik, bukan hanya menjadi penonton tetapi juga penentu kebijakan publik.
Penulis : Dedi Kurniadi