Jakarta, KPonline – Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) akan mengumumkan Calon Presiden (Capres) pilihannya dalam Pemilu 2019 pada 1 Mei 2018. Bertepatan dengan peringatan May Day.
Ini mengulang Pemilu 2014. Dimana pada saat itu, KSPI mengumumkan dukungannya terhadap Capres Prabowo Subianto. Juga dalam peringatan May Day.
Latar belakang dan kisah tentang dukungan KSPI terhadap Prabowo Subianto ditulis dengan apik oleh Kahar S. Cahyono dan Tim Media KSPI dalam sebuah buku berjudul ‘SEPULTURA: Sebuah Cita-Cita Perjuangan.
Buku ini merangkum pemikiran, mengapa kemudian KSPI memberikan dukungan terhadap Prabowo Subianto, dan bukan Joko Widodo. Juga menjawab beberapa pertanyaan penting. Apakah KSPI underbow partai politik tertentu? KSPI membawa buruh berpolitik?
Dengan kata lain, ‘SEPULTURA: Sebuah Cita-Cita Perjuangan menjadi dokumentasi yang musti dibuka kembali jika kita ingin melihat jejak KSPI dalam Pileg 2014. Apalagi, buku ini ditulis oleh “orang dalam”. Tim Media KSPI.
Dalam Pemilu 2019, nampaknya KSPI juga akan melakukan hal yang sama. Memberikan dukungan terhadap salah satu Capres. Dalam konteks itu, buku ini menarik untuk dibaca kembali. Sebab ia akan mengingatkan kita pada kisah empat tahun lalu, dan bagaimana memperbaiki jika ada kekurangan.
Seperti yang tertulis dalam judul, pilihan untuk memberikan dukungan terhadap salah satu Capres adalah bagian dari strategi perjuangan. Secara sederhana, KSPI menyebut cita-cita itu sebagai sebagai SEPULTURA. Singkatan dari Sepuluh Tuntutan Buruh dan Rakyat.
Dalam redaksi yang lain, dukungan terhadap Capres, adalah semacam ikhtiar agar tuntutan buruh dan rakyat mendapatkan tempat prioritas dalam pesta demokrasi. Suara buruh tidak boleh alpha dalam prosesi pergantian kepemimpinan itu.
Dengan demikian, ada narasi besar di balik dukungan yang diberikan. Ada cita-cita yang sedang diperjuangkan.
Kami merekomendasikan buku ‘SEPULTURA: Sebuah Cita-Cita Perjuangan jika anda ingin memahami sikap politik KSPI.