Makassar KPonline – Dalam rangka silaturahmi antara serikat pekerja Pimpinan Unit Kerja (PUK) Serikat Pekerja Aneka Industri (SPAI) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) PT Indomarco Prismatama di wilayah Kabupaten Pangkep (Indomaret), pekerja tersebut mendatangi Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Pangkep. Mereka bertujuan untuk melakukan diskusi mengenai permasalahan ketenagakerjaan sekaligus menjalin silaturahmi dengan jajaran pegawai di Dinas Ketenagakerjaan.
Kegiatan silaturahmi ini berlangsung di ruang rapat Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Pangkep dan dihadiri oleh pihak Disnaker, termasuk Sekretaris Disnaker, Ibu Andi Ulfawati S.STP.MM, Kabid Hubungan Industrial Bapak Ridwan Sam, serta mediator Ibu Rasni SE.MM dan Ibu Irma Fitriani Ilham. Dari pihak Serikat Pekerja, hadir Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) FSPMI Sulawesi Selatan, Kamaruddin G, sementara dari PUK SPAI FSPMI PT Indomarco diwakili oleh Alamsyah sebagai Sekretaris, Mahendra Putra Kasim sebagai Bendahara, Nasrul sebagai Bidang Advokasi, dan Fatur sebagai Bidang Infokom pada Rabu, 6 Maret 2024.
Dalam kegiatan silaturahmi ini, mereka membahas berbagai permasalahan normatif yang sering dilanggar oleh pengusaha atau manajemen perusahaan PT Indomarco Prismatama, seperti jam kerja yang selalu lebih, mutasi yang berkedok demosi, upah lembur yang tidak dibayarkan, dan masih banyak hal lainnya.
Pihak Disnaker merasa senang dengan partisipasi FSPMI, mengapresiasi pendekatan audiensi untuk mencari solusi ketika ada permasalahan, bukan melalui unjuk rasa langsung.
Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan, Ibu Andi Ulfawati S.STP.MM, menyampaikan, “Kami merasa senang dan bangga kepada adik-adik pengurus serikat pekerja karena menyelesaikan persolan hubungan industri dengan duduk bersama, membahas, dan mencari solusi terbaik.”
Pihak pekerja juga menegaskan prinsip perjuangan mereka untuk mencapai kesejahteraan, mengikuti prinsip KLAP (Konsep Lobi Aksi Politik). Mereka menjelaskan bahwa ketika ada persoalan hubungan industri, mereka tidak langsung melakukan aksi, melainkan pertama-tama melakukan konsep apakah ini pelanggaran atau salah komunikasi. Selanjutnya, mereka melakukan lobi atau berunding untuk mencari jalan terbaik. Prinsip perjuangan mereka diperkuat dengan politik, karena mereka menyadari bahwa kebijakan yang merugikan kaum buruh adalah produk politik. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk membuat politik sendiri agar kebijakan yang dihasilkan tidak merugikan pihak yang akan melaksanakannya.
Kegiatan silaturahmi ditutup dengan foto bersama dan bincang-bincang kecil.
Penulis Alamsyah
Foto : Mahendra