Solar Langka, Nelayan Pantai Labu Terancam Tidak Bisa Melaut

Solar Langka, Nelayan Pantai Labu Terancam Tidak Bisa Melaut

Deliserdang, KPonline – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak(BBM) jenis bio solar mengakibatkan terancamnya sejumlah nelayan dari Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara tidak bisa melaut.

 

Hal ini diutarakan Abdul Azid Sekretaris Koperasi Serba Usaha (KSU) Panla Mandiri yang mengelola Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN) Pantai Labu kepada Koran Perjoeangan Online Rabu (27/07) di Pantai Labu.

 

“Kelangkaan BBM Solar ini akibat Kekurangan kuota BBM Solar untuk nelayan Pantai Labu yang dipasok oleh PT Pertamina masih menggunakan kuota Tahun 2010.

 

Kami sudah sangat lama mengajukan penambahan kuota BBM Solar kepada PT Pertamina agar kebutuhan BBM Solar untuk semua nelayan di Pantai Labu tercukupi, tetapi sampai sekarang tidak dipenuhi” Kata Abdul Azid.

 

Lanjut Abdul Azid” Untuk penambahan kuota ini banyak persyaratan yang harus dipenuhi, karena BBM Solar bersubsidi, dan penyaluran kepada nelayan juga diawasi dengan ketat sekali, proses pemenuhan persyaratan penambahan kuota ini berbelit – belit dan kesannya dipersulit.

 

Ada perbedaan sistem pendistribusian antara SPDN dengan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sementara kita ketahui SPDN ini adalah program pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang tujuannya untuk memberi kemudahan kepada nelayan untuk mendapatkan BBM agar tidak terkendala untuk mencari nafkah kelaut”Ujarnya.

 

Masih menurutnya” Akibat tidak terpenuhinya kuota BBM Solar menjadikan solar langka, dan sebagian nelayan tidak bisa melaut untuk mencari nafkah.

 

Kami berharap kepada Bapak Ir.Joko Widodo Presiden Republik Indonesia, agar permasalahan kami ini dapat diperhatikan, sehingga program Presiden untuk mensejahterakan masyarakat nelayan dapat maksimal tercapai.

 

Jangan ada kesan diskriminatif khususnya kepada hak untuk mendapatkan kesejahteraan antara nelayan dan masyarakat lainnya yang ada di negeri ini” Imbuh Abdul Azid.(Anto Bangun)