Bogor, KPonline – Tersebutlah salah seorang warga masyarakat Kabupaten Bogor, di Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, yang hendak melahirkan anaknya. Kuncoro sebagai suami pasien membawa istrinya ke salah satu klinik terlebih dahulu di wilayah Cileungsi. Akan tetapi pihak klinik menyarankan untuk langsung saja di bawa ke rumah sakit terdekat.
Berawal pada Senin malam 26 November 2018 yang lalu, istri Kuncoro, Murtiningsih merasakan rasa mulas di bagian perutnya yang sudah sangat besar.
Maklum saja, usia kandungannya sudah menginjak 9 bulan, sehingga memang sudah mendekati waktunya persalinan.
Ditandai dengan sudah mulai pecahnya air ketuban, Murtiningsih mulai panik dan khawatir dengan keadaannya. Sehingga dengan sigap dan atas inisiatif dari Kuncoro, Murtiningsih dibawa ke salah satu rumah sakit di wilayah Cileungsi, Bogor.
Selasa dini hari, sekitar pukul 04:50 WIB, Murtiningsih melahirkan secara normal. Akan tetapi bayi yang dilahirkannya didiagnosa ada kelainan pada bagian tenggorokan yang gagal tumbuh dan ada kelainan pada bagian pernafasan, akibat dari gagal tumbuhnya batang tenggorokan bayi Murtiningsih.
Karena di rumah sakit di wilayah Cileungsi tersebut tidak memiliki alat-alat dan sarana penunjang kesehatan yang memadai, maka bayi dari Murtiningsih harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Relawan Jamkeswatch Bogor pun segera menghubungi beberapa rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Tetapi, beberapa rumah sakit yang sudah dihubungi tersebut dengan berbagai alasan menolak rujukan atas nama bayi Murtiningsih.
Ruangan rawat inap yang sudah penuh, tidak memiliki fasilitas kesehatan yang lebih lengkap, hingga fasilitas NICU/PICU yang sedang digunakan. Belum ada kepastian konfirmasi dari beberapa rumah sakit tersebut, adalah sebagian alasan yang harus didengarkan oleh Relawan Jamkeswatch Bogor.
“Saya mencoba minta tolong bantuan kepada Relawan Jamkeswatch Bogor untuk mencarikan rumah sakit rujukan untuk anak saya,” ungkap Kuncoro kepada awak Media Perdjoeangan Bogor.
Selain membantu mencarikan rumah sakit rujukan, Relawan Jamkeswatch Bogor pun mendampingi orang tua bayi tersebut dalam mengurus berkas kepesertaan untuk jaminan pengobatan selama di rumah sakit nantinya.
Setelah beberapa rumah sakit dihubungi oleh Relawan Jamkeswatch Bogor, didapatlah salah satu rumah sakit daerah di wilayah Jakarta.
Orang tua pasien dan Relawan Jamkeswatch Bogor tidak langsung bisa menarik nafas lega setelah mendapatkan rumah sakit rujukannya.
“Akan tetapi masih ada satu kendala lagi yaitu transportasi ambulance gawat darurat” tutur Aden Artha Jaya salah seorang Relawan Jamkeswatch Bogor.
Setelah mencari informasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak, akhirnya didapatkan Ambulance Gawat Darurat milik Pemerintah Daerah DKI Jakarta.
Saat ini, bayi dari Murtiningsih sudah dibawa ke salah satu rumah sakit daerah di Jakarta. Dan sudah mendapatkan perawatan yang cukup memadai, dikarenakan adanya sarana dan fasilitas penunjang kesehatan yang lebih lengkap.
Atas kejadian ini, banyak hal yang harus diperbaiki dan dilengkapi dalam hal fasilitas kesehatan dan sarana penunjangnya.
Begitu sulitnyakah untuk mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik dan lengkap di negeri ini? Tanggung jawab siapakah ?