Susah Dapatkan Obat Filariasis, Warga Kabupaten Bekasi ini Rela Menahan Rasa Sakit

Susah Dapatkan Obat Filariasis, Warga Kabupaten Bekasi ini Rela Menahan Rasa Sakit

Bekasi, KPonline – Relawan JamkesWatch Kabupaten Bekasi menemukan kasus pasien filariasis (Kaki Gajah) di Kampung Sukamantri, Desa Sukaraya, Kecamatan Karang Bahagia. Pasien bernama Miftakhul Aghnia (31) terbaring di kasur menahan rasa nyeri dari kaki yang terus membengkak.

Prihaningsih, pengurus DPD JamkesWatch Kabupaten Bekasi sekaligus relawan yang menangani pasien tersebut, memaparkan kronologi pasien secara singkat.

Bacaan Lainnya

“Miftakhul Aghnia merasakan sakit sejak September 2022 dan mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit swasta. Hasil tes menunjukkan positif filariasis. Namun, karena menunggu obat dari Puskesmas yang tidak kunjung ada, dia dirujuk ke RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, untuk mendapatkan obat DEC,” ungkap Prihaningsih kepada Koran Perdjoeangan, Selasa (10/7/2024).

Pada Oktober 2022, Miftakhul Aghnia dinyatakan negatif filariasis, namun untuk mengurangi bengkaknya, diperlukan operasi pada kaki yang bengkak. Setelah menjalani operasi pada 16 Mei 2024, pasien dinyatakan sehat dan dapat bekerja kembali dengan melampirkan surat keterangan dari dokter yang merawatnya.

“Namun, pada 9 Juni 2024, kaki pasien kambuh lagi dan mendapatkan perawatan di salah satu rumah sakit swasta. Malam harinya dilakukan pengecekan filariasis (Kaki Gajah) lagi, dan hasilnya positif,” lanjut Prihaningsih.

Pihak rumah sakit sudah membuat laporan ke Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk mendapatkan obat DEC, dan pasien pun dipindahkan ke kamar rawat isolasi. Namun, informasi dari Dinkes menyatakan bahwa obat DEC kosong. Keluarga pasien kemudian mendatangi Puskesmas setempat untuk melaporkan hasil tes positif filariasis agar mendapatkan obat DEC.

Pada 3 Juli 2024, pihak Dinkes Kabupaten Bekasi bersama pihak Puskesmas, didampingi ketua DPD JamkesWatch Kabupaten Bekasi, mengunjungi rumah pasien.

Maha Syatrio, ketua DPD JamkesWatch Kabupaten Bekasi, menyayangkan kinerja Dinkes yang terkesan lambat.

“Sangat disayangkan kinerja Dinkes yang terkesan lambat, padahal sudah jelas ini warga Kabupaten Bekasi. Apa memang harus viral dahulu baru gerak cepat?” pungkas Maha Syatrio.

Sampai berita ini diturunkan, pasien masih mengalami pembengkakan dan nyeri di kakinya, sama seperti ketika pertama kali didiagnosis positif filariasis pada awal tahun 2023.

JamkesWatch mendorong pasien ke RSUD agar mendapatkan cek ulang dan pengobatan lanjutan karena obat DEC sulit didapat. (Dan’s)