Jakarta, KPonline – Jumlah peserta yang akan mengikuti Program JamkesWatch Bicara sudah memenuhi target. Karena itu, pihak panitia menyampaikan jika program ini sudah ditutup.
Program JamkesWatch Bicara adalah sebuah program yang mengkombinasikan pelatihan dan praktek menulis. Hasil akhirnya, masing-masing peserta akan menghasilkan satu karya tulis terkait dengan kisah relawan dalam melakukan advokasi serta gagasan terkait dengan jaminan kesehatan. Selain akan diterbitkan dalam media online (koranperdjoeangan.com) dan cetak (Koran Perdjoeangan), tulisan tersebut akan diterbitkan dalam buku antologi.
Untuk lebih jelas mengenai program ini, silakan dibaca dalam artikel berjudul ‘Jamkeswatch Bicara : Program Penulisan Jejak Juang Relawan Kesehatan‘.
Program JamkesWatch Bicara terselenggara atas kerjasama antara Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), JamkesWatch, dan Media Perdjoeangan. Berbeda dengan pelatihan menulis yang biasa diselenggarakan Media Perdjoeangan, program ini lebih menekankan pada praktek. Sehingga seusasi pelatihan, setiap peserta wajib mempraktekkan teori yang diajarkan — dengan bimbingan khusus.
Selain pertemuan tatap muka yang akan diselenggarakan pada hari Rabu (4/4/2018), akan ditindaklanjuti dalam diskusi online melalui grup WhatsApp.
Namun demikian, pihak Panitia mengumumkan jika pendaftaran peserta sudah ditutup karena target peserta sudah terpenuhi. Bahkan melampaui target.
“Targetnya 30 orang peserta. Sedangkan saat ini yang sudah terdaftar hampir 40 peserta,” ujar Kepala Departemen Komunikasi dan Media KSPI Kahar S. Cahyono, Minggu (1/4/2018). Karena itu, pihaknya terpaksa menolak peserta yang baru mendaftar. “Agar bimbingan dan pelatihan kepada peserta bisa lebih efektif,” lanjutnya.
Kahar tidak menyangka jika peserta membludak. Hanya beberapa hari diumumkan, target sudah langsung terpenuhi. Hal ini menandakan tumbuhnya kesadaran dalam diri pekerja tentang pentingnya budaya menulis. Dengan menulis, kata Pramoedya Annanta Toer, “Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.”
Peserta yang ingin mengikuti program ini wajib mendaftar terlebih dahulu ke panitia. Tujuannya adalah untuk menyaring, bahwa peserta yang megikuti program ini memiliki keseriusan. Itulah sebabnya, pendaftaran peserta disampaikan secara terbuka.
“Jadi peserta yang terdaftar bukan berdasarkan instruksi dari pimpinan, tetapi mereka yang memiliki kesadaran dalam dirinya sendiri. Kalau tidak berminat tidak perlu mendaftar. Alhamdulillah banyak yang antuasis,” pungkas pria yang juga menjabat sebagai Deputi Direktur JamkesWatch yangn membidangi Media dan Propaganda ini.