Bekasi, KPonline – Tim Pemenangan Sulaeman, Calon Legislatif Kabupaten Bekasi Dapil 6 memberikan sosialisasi jaminan kesehatan terhadap warga Kasuari, Desa Mekar Mukti, Kabupaten Bekasi. Sosialisasi diselenggarakan di lapangan bulu tangkis setempat, Minggu (21/10/2018).
Dimulai tepat pukul 19:30 wib, acara berlangsung tertib. Beberapa warga antusias menanyakan keterkaitannya dengan hal-hal teknis terkait dengan jaminan kesehatan. Apalagi, selama ini warga masih minim pengetahuannya dengan kartu jaminan kesehatan.
“Saya yakin di sini pasti banyak yang tidak paham apa itu BPJS. Sedikit saya jelaskan kalau keanggotaan BPJS Kesehatan itu terbagi beberapa bagian. Diantaranya BPJS peserta penerima upah (PPU) itu buat pekerja. Kalau BPJS peserta bukan penerima upah (PBPU) mandiri kita bayar sendiri. Kelas 1 sebesar 80.000, kelas 2 sebesar 51000, kelas 3 sebesar 25,500. Dan masih ada BPJS PBI (penetima bantuan iuran) yang sekarang disebut kartu Kartu Indonesia Sehat (KIS). Itu pun masih ada PBI APBD, dan PBI APBN yang membedakan semua itu adalah sumber pendanaan. Kalau PBI APBD pemerintah daerah yang bayar dan kalau PBI APBN pemerintah pusat yang bayar,” terang relawan Jamkeswatch, Bazuri.
Awalnya memang saya tidak paham apa itu BPJS. Setalah saya gabung dengan tim Jamkeswatch, alhamdulillah saya bisa paham. Dan jangan tanya ke saya kalau masalah BPJS devisit karena saya bukan orang BPJS,” ucapnya, bercanda.
Warga yang hadir berterima kasih kepada team pemenangan caleg Sulaeman yang bisa menghadirkan team Jamkeswatch untuk memberikan pemahaman tentang bagaimana tata cara menggunakan kartu jaminan kesehatan untuk warga ketika mau berobat. Baik itu ke klinik atau pun ke rumah sakit.
“Dengan senang hati saya bisa ketemu team Jamkeswatch yang disuguhkan oleh Tiam Pemenangan Bapak Suleman dapil 6. Saya berharap acara sosialisasi seperti bisa jadi agenda rutin, khususnya di Bekasi kabupaten ini. Karena saya pun merasakan carut marutnya layanan kesehatan di sini. Apalagi kalau pasien butuh ruangan, ICU, PICU, NICU, dan yang lainnya itu sangatlah sulit kita dapatkan. Ujung-ujungnya nyawa yang jadi taruhannya,” demikian kesan dari salah satu warga yang hadir. (Jhole).